Dedie khawatir keracunan itu juga terjadi akibat dari kebersihan nampan makan yang disediakan penyedia MBG. Sehingga ia meminta SPPG untuk memastikan makanan yang disalurkan ke siswa dalam keadaan aman, sehat dan higenis.
“Saya menekankan agar proses persiapan bahan dan pengolahan dilaksanakan secara aman, bersih, dan higienis,” ujar kata dia.
Selain itu, Dedie Rachim juga menegaskan agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani lebih waspada dan berhati-hati serta menjaga kualitas sajian makanan bagi para siswa.
Dari informasi yang dihimpun, SPPG Bina Insani mengelola 13 sekolah dengan total 2.977 porsi makanan. Berdasarkan data yang diterima, jumlah korban mencapai 36 orang dengan keluhan beragam, mulai dari mencret, pusing, muntah, demam, hingga sakit perut.
Baca Juga:KEK Lido Terancam Sanksi Berat, KLH Kantongi Bukti Pelanggaran
Saat ini, mereka yang terindikasi keracunan telah mendapatkan perawatan. Adapun yang dirawat inap sebanyak 5 orang, rawat jalan 7 orang, dan keluhan ringan 24 orang.
Adapun rincian pasien rawat inap adalah 2 siswa dan 3 guru dari TK Bina Insani. Sementara pasien rawat jalan terdiri dari 2 siswa dan 5 guru TK Bina Insani.
Sedangkan yang mengalami keluhan ringan berjumlah 24 orang, terdiri dari 5 murid SMP Bina Insani, 18 guru SMP Bina Insani, dan 1 office boy SMP Bina Insani.
Sebagai informasi, keracunan MBG tidak hanya terjadi di Kota Bogor, tapi juga pernah terjadi di beberapa wilayah yang mengakibatkan sejumlah siswa sampai dirawat.
Berikut beberapa sekolah dan jumlah siswa yang pernah mengalami keracunan akibat program presiden Prabowo Subianto itu:
Baca Juga:Modus Rampas Motor Berbekal Data Bocor, 9 Preman Berkedok Matel Diciduk di Bogor
- Jawa Timur:
SDN Banaran I, Kabupaten Nganjuk (7 siswa)
- Kalimantan Utara:
SDN 003 Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan Selatan (29 siswa)
SMAN 2 Nunukan Selatan (lebih dari 30 siswa)
- Jawa Tengah:
SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo (50 siswa)
SDN 5 Proyonanggan, Kabupaten Batang (60 siswa)
TK Islam Al Karomah, Kabupaten Batang (3 siswa)
- Banten:
SDN 2 Alaswangi, Kabupaten Pandeglang (28 siswa)
Nusa Tenggara Timur:
SDK Andaluri, Kabupaten Sumba Timur (29 siswa)
- Jawa Barat:
MAN 1 Cianjur, Kabupaten Cianjur (51 siswa)
SMP PGRI Cianjur, Kabupaten Cianjur (52 siswa)
SMP Negeri 35 Bandung, Kota Bandung (342 siswa dan 2 guru)
- Sulawesi Tenggara:
SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana (13 siswa)
- Kabupaten Tasikmalaya:
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Abu Bakar Ash-Shiddiq (400 siswa)
- 1
- 2