Minggu Sore Ini Warga Bogor Rasakan Getaran Gempa Magnitudo 2,9

Gempa di Bogor sendiri terjadi pada pukul 17.30 WIB yang berpusat di Barat Laut Kota Bogor.

Andi Ahmad S
Minggu, 18 Mei 2025 | 17:45 WIB
Minggu Sore Ini Warga Bogor Rasakan Getaran Gempa Magnitudo 2,9
Gempa Bumi Bogor [Twitter]

SuaraBogor.id - Gempa bumi tektonik Magnitudo 2,9 mengguncang wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu 18 Mei 2025.

Gempa di Bogor sendiri terjadi pada pukul 17.30 WIB yang berpusat di Barat Laut Kota Bogor.

Informasi itu disampaikan akun resmi BMKG di Twitter atau X.

"#Gempa Mag:2.9, 18-May-2025 17:30:16WIB, Lok:6.59LS, 106.63BT (18 km BaratLaut KOTA-BOGOR-JABAR), Kedlmn:12 Km #BMKG," cuitnya.

Baca Juga:Malam Kelam di Cibinong! Satpol PP Bongkar Praktik Prostitusi Michat, 4 PSK Positif HIV

"Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," sambungnya.

Informasi Tambahan

Gempa bumi yang berpusat di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan magnitudo 5,2 terasa hingga di sejumlah wilayah di Bali, Minggu.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono melalui keterangan tertulis diterima di Gianyar, Bali, Minggu, menjelaskan gempa itu merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," ucapnya.

Baca Juga:Eksklusif: 16 Pengurus KONI Kabupaten Bogor Di-PAW, Empat Diantaranya Tim Sukses Rudy Susmanto

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman resmi dipantau di Gianyar, Bali, mencatat gempa bumi terjadi sekitar pukul 12.53 WITA.

Menurut BMKG, episentrum gempa bumi terletak pada titik koordinat 10.54 lintang selatan (LS) dan 116.16 bujur timur (BT).

Getaran gempa berpusat pada kedalaman sekitar 10 kilometer atau sekitar 204 kilometer barat daya Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Adapun getaran gempa bumi dirasakan hingga sejumlah wilayah di Provinsi Bali, di antaranya di Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Badung, dan Karangasem.

Seorang warga Gianyar, Bali, Agung Indra mengaku merasakan gempa bumi itu, karena sedang berada di lantai empat salah satu rumah sakit di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

"Meja-meja dan barang lain itu bergoyang, tapi tidak ada kepanikan," ucapnya saat mendampingi anggota keluarganya yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut.

BMKG mendata dampak gempa bumi dirasakan di Denpasar berskala Mercalli (Modified Mercalli Intensity/MMI), yakni satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, dengan intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu.

Kemudian di Kabupaten Badung dan Karangasem dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Sedangkan di NTB, gempa itu dirasakan di daerah Mataram dan Lombok Barat dengan intensitas III MMI, dan di Lombok Timur dengan skala intensitas II MMI.

Berdasarkan data BMKG, gempa bumi itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Gunung AWU

Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mengajak masyarakat mematuhi rekomendasi radius bahaya terkait aktivitas vulkanis Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, yang saat ini berstatus Level II (waspada).

"Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak memasuki dan tidak beraktivitas di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat kawah Gunung Awu," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN dalam laporan aktivitas Gunung Awu 1-15 April 2025 yang diterima di Manado, Jumat.

Masyarakat juga diharapkan tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak
bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Awu serta mengikuti arahan dari instansi berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, kementerian/lembaga, pemda, dan instansi terkait lainnya.

Dalam laporan tersebut disebutkan, dari hasil pengamatan visual, kegempaan dan deformasi, menunjukkan bahwa aktivitas magmatik di Gunung Awu masih terjadi secara aktif.

Meskipun aktivitas embusan asap kawah tidak banyak mengalami perubahan, namun proses akumulasi tekanan serta pergerakan fluida masih terjadi dengan masih terekamnya gempa vulkanik dangkal dengan jumlah masih di atas normal.

Kejadian peningkatan kegempaan secara tiba-tiba (swarm gempa vulkanik) seperti pada tanggal 24 - 25 Agustus 2024 masih perlu diwaspadai di masa mendatang mengingat proses tersebut dapat terjadi secara tiba-tiba.

Dia mengatakan, potensi bahaya Gunung Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik eksplosif yang menghasilkan lontaran material pijar dan/atau aliran piroklastik, erupsi magmatik efusif yang menghasilkan aliran lava, maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas gunung api maupun material erupsi sebelumnya.

Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan.

Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api yang dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman.

Sebelumnya, Badan Geologi KESDM menurunkan status Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe dari Level III (siaga) menjadi Level II (waspada) mulai tanggal 2 Februari 2025 pukul 06.00 WITA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak