SuaraBogor.id - Jagat media sosial dihebohkan dengan fenomena air sungai yang berubah warna menjadi oranye pekat di wilayah Citeureup, Kabupaten Bogor.
Peristiwa ini terjadi di Kampung Bojong Engsel, Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, dan viral setelah dibagikan ke berbagai platform media sosial, termasuk akun Instagram @kabupatenbogor.id pada Senin, 19 Mei 2025.
Dalam video yang diterima metropolitan.id, terlihat aliran sungai yang biasanya jernih berubah menjadi warna oranye mencolok, menyerupai sirup.
Perekam video menduga perubahan warna air tersebut berasal dari limbah perusahaan, dan meminta perhatian dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Baca Juga:Firdaus Pendaki Hilang di Gunung Binaiya Ditemukan Meninggal Setelah 21 Hari
"Pak Dedi tuh, Pak Dedi, ada pembuangan limbah. Air kali tiba-tiba jadi oranye. Lokasi di Kampung Bojong Engsel, Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Tolong ditindak, Pak Dedi," ujar perekam dalam video, dilansir Suarabogor.id.
Unggahan tersebut langsung menarik perhatian warganet. Banyak yang merasa prihatin, bahkan melontarkan komentar bernada satir.
“Sirup bocor tangkinya,” tulis salah satu pengguna.
“Wajib ditindak tegas,” komentar warganet lainnya.
Sejumlah pengguna media sosial juga menandai akun resmi Gubernur Jawa Barat agar segera turun tangan.
Baca Juga:Bupati Rudy Susmanto Dorong Tirta Kahuripan Gandeng Swasta, Layanan Air Bersih Harus Merata
Menanggapi kejadian ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor menyatakan telah mengirimkan tim untuk menyelidiki kasus tersebut.
“Tim kami sudah turun ke lapangan sejak pagi. Akan diupdate untuk hasil lapangan dari tim. Terima kasih,” tulis akun resmi @dlh.kabupatenbogor dalam kolom komentar.
Hingga saat ini, penyebab pasti perubahan warna air sungai masih dalam penyelidikan.
Dedi Mulyadi lahir 11 April 1971 adalah seorang aktivis dan politikus berkebangsaan Indonesia, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat untuk periode 2025-2030.
Ia merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah pemilihan Jawa Barat VII dan duduk di Komisi VI dari 2019 hingga 2023.
Sebelumnya, Dedi menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode berturut-turut dari 2008 sampai 2018.
Kiprahnya menjadi bupati bermula setelah dirinya terpilih pada Pilkada 2008 dengan menjadikan Dudung Bachtiar Supardi sebagai wakilnya di pemerintahan.
Pada pemilu selanjutnya, ia kembali terpilih untuk masa jabatan kedua periode 2013–2018.
Sebelum diangkat menjadi bupati, Dedi terlebih dahulu berkarier sebagai wakil bupati dan legislator di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Purwakarta pada 1999 hingga pengunduran dirinya seusai terpilih menjadi Wakil Bupati Purwakarta.
Secara demokratis, Dedi diaklamasikan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Jawa Barat untuk masa bakti 2016–2020 menggantikan posisi Irianto Syafiuddin.
Pada saat Pilgub Jabar 2018, ia diusung oleh partainya, Golkar, untuk menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat mendampingi wakil gubernur petahana yang juga kader Partai Demokrat, Deddy Mizwar.
Pada saat Pilgub Jabar 2024 Dedi yang sudah pindah partai ke Gerindra kembali dicalonkan menjadi calon gubernur yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju dimana dalam koalisi tersebut terdapat Partai Golkar, partainya terdahulu.
Dedi berpasangan dengan Erwan Setiawan. Di tahun 2025 pada tanggal 20 Februari, Dedi-Erwan resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Dedi Mulyadi lahir di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Dia merupakan putra bungsu dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Sahlin Ahmad Suryana merupakan pensiunan Tentara Prajurit Kader sejak usia 28 tahun akibat sakit yang diderita sebagai dampak racun mata-mata kolonial.
Ibunya, Karsiti yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah adalah aktivis Palang Merah Indonesia. Dia sering membantu ibunya mengembala domba dan berladang.
Dedi Mulyadi menempuh masa SD hingga SMA di kota kelahirannya, Subang. Mulai dari SD Subakti (1984), SMP Kalijati (1987), dan SMA Negeri 1 Purwadadi (1990).
Selanjutnya pendidikan tingginya diselesaikan di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta dengan meraih gelar Sarjana Hukum (1999).
Selama berkuliah Dedi Mulyadi juga pernah menjadi aktivis dan menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Purwakarta.