SuaraBogor.id - Suasana tenang akhir pekan di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, sontak berubah menjadi duka dan kegemparan.
Seorang tokoh masyarakat yang menjabat sebagai Ketua RT 01/04, ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di sebuah kebun pada Minggu siang, 20 Juli 2025.
Korban, yang identitasnya telah dikonfirmasi oleh pihak berwenang, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Peristiwa tragis ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan warga yang mengenalnya sebagai sosok pengayom.
Kronologi Penemuan Jasad oleh Adik Ipar
Baca Juga:Haul KH Muhammad Istichori, PCNU Bogor Teladani Jejak Ulama dan Perkuat Jaringan Pesantren
Peristiwa memilukan ini terungkap sekitar pukul 12.00 WIB. Menurut keterangan saksi, penemuan jasad pertama kali dilaporkan oleh adik ipar korban. Pihak keluarga sebelumnya merasa cemas karena korban tidak terlihat sejak pagi hari dan tidak memberikan kabar.
Kecurigaan mendorong pihak keluarga, termasuk sang adik ipar, untuk melakukan pencarian di sekitar rumah dan area yang biasa didatangi korban. Pencarian itu berujung pada penemuan yang menyayat hati.
Korban ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa, tergantung pada seutas tali di salah satu pohon di area kebun yang tak jauh dari kediamannya.
"Yang pertama kali menemukan itu adik iparnya, sekitar jam 12 siang. Keluarga memang sudah mencari dari pagi karena korban tidak ada di rumah," ungkap seorang warga setempat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Teriakan dari lokasi penemuan langsung mengundang perhatian warga sekitar. Dalam sekejap, lokasi kejadian dipenuhi warga yang terkejut sebelum akhirnya aparat desa dan kepolisian tiba untuk mengamankan area.
Baca Juga:Penataan Longsor Batutulis Fokus Pada Penguatan Lereng dan Saluran Air
Hingga kini, pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Ciomas masih melakukan pendalaman, namun dugaan kuat mengarah pada aksi bunuh diri murni yang dipicu oleh masalah pribadi.
Berdasarkan informasi awal dari pihak keluarga kepada petugas, korban diketahui telah lama berjuang melawan suatu penyakit.
Kondisi sakit yang tak kunjung membaik ini diduga kuat menyebabkan korban mengalami depresi berat, kehilangan harapan, dan akhirnya mengambil jalan pintas untuk mengakhiri penderitaannya.
"Dari keterangan awal keluarga, korban memang memiliki riwayat penyakit menahun. Ada dugaan kuat korban mengalami depresi karena kondisinya tersebut, sehingga nekat melakukan aksi ini," ujar seorang petugas di lokasi kejadian.
Pihak kepolisian telah melakukan olah TKP dan tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau unsur pidana lain pada tubuh korban, yang semakin memperkuat dugaan bunuh diri.
Setelah proses identifikasi dan olah TKP selesai, jenazah korban langsung dievakuasi oleh petugas dibantu warga untuk disemayamkan di rumah duka.
Pihak keluarga menyatakan telah ikhlas dan menerima kejadian ini sebagai musibah. Mereka menolak untuk dilakukan proses autopsi lebih lanjut dan telah menandatangani surat pernyataan.
Kepergian sang Ketua RT meninggalkan duka bagi warga RT 01/04 Desa Sukamakmur. Sosoknya dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Peristiwa ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya kesadaran akan kesehatan mental dan dukungan bagi orang-orang terdekat yang sedang berjuang dalam kesulitan.
Peringatan dan Ajakan Bertindak
Berita ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi tindakan serupa. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal merasakan tekanan emosional, depresi, atau memiliki pikiran untuk bunuh diri, jangan ragu untuk mencari pertolongan.
Anda tidak sendirian. Hubungi profesional kesehatan jiwa atau layanan konseling terdekat. Anda juga dapat menghubungi hotline kesehatan jiwa Kementerian Kesehatan di nomor (021) 500-454 atau melalui layanan LISA (Love Inside Suicide Awareness) di nomor 0811-3855-472.