- Lambaian Tangan dan Detik-Detik Mencekam
- Arya yang tadinya terlihat baik-baik saja, tiba-tiba terbawa arus yang deras
SuaraBogor.id - Sore ceria yang direncanakan untuk nongkrong santai di tepi Sungai Cisadane berubah menjadi mimpi buruk yang tak akan terlupakan bagi empat sahabat.
Di depan mata mereka, Arya Ruli Ramadhan (16), teman sepermainan mereka, lenyap ditelan ganasnya arus dan pusaran air. Lambaian tangannya yang putus asa menjadi pemandangan terakhir yang mereka saksikan.
Tragedi memilukan yang terjadi pada Selasa, 2 September 2025, jelang magrib ini menyisakan duka mendalam dan menjadi pengingat keras akan bahaya yang tersembunyi di balik ketenangan aliran sungai.
Semua berawal dari rencana sederhana. Menurut keterangan Kapolsek Parung, Kompol Maman Firmansyah, Arya bersama empat temannya tiba di tepi Sungai Cisadane sekitar pukul 17:00 WIB dengan niat untuk berkumpul dan menghabiskan sisa sore.
Baca Juga:Pemkab Bogor Wajibkan Putar Lagu "Ibu Pertiwi" di Seluruh Instansi dan Ruang Publik
Namun, di tengah obrolan, Arya membuat keputusan fatal yang tidak diikuti oleh teman-temannya.
"Korban bersama empat temannya pergi ke Sungai Cisadane untuk berkumpul. Korban kemudian memutuskan berenang seorang diri, sementara teman-temannya tetap berada di pinggir sungai," kata Kompol Maman, Rabu (3/9/2025).
Keputusan untuk berenang sendirian di waktu yang rawan dan di sungai yang arusnya tidak terduga itu menjadi awal dari petaka yang tak terhindarkan.
Tak lama setelah menceburkan diri, kondisi berubah drastis. Arya yang tadinya terlihat baik-baik saja, tiba-tiba terbawa arus yang deras. Dalam kepanikan, ia mencoba meminta pertolongan.
"Saksi sempat melihat korban melambaikan tangan seperti meminta pertolongan sebelum akhirnya terseret arus deras dan pusaran air hingga hilang dari permukaan," jelas Kompol Maman.
Baca Juga:Tangis Haru Ibunda Affan Kurniawan, Cita-cita Rumah Terwujud Atas Perintah Langsung Presiden Prabowo
Teman-temannya yang berada di pinggir sungai hanya bisa menyaksikan dengan ngeri. Arus yang terlalu kuat dan ganasnya pusaran air membuat mereka tak berdaya untuk memberikan pertolongan. Dalam hitungan detik, Arya hilang dari pandangan, ditelan oleh sungai.
Panik, teman-teman Arya segera berlari meminta bantuan warga sekitar. Laporan tersebut berantai hingga sampai ke Polsek Parung dan tim SAR gabungan. Pencarian langsung digelar sore itu juga.
Namun, harapan untuk menemukan Arya dengan cepat pupus seiring dengan datangnya malam.
"Namun karena kondisi gelap, pencarian dihentikan sementara dan dilanjutkan pada pagi hari," kata Kapolsek.
Keesokan paginya, saat fajar baru menyingsing, pencarian kembali dilanjutkan. Kabar duka itu datang pada pukul 05:30 WIB. Bukan dari tim SAR, melainkan dari paman korban sendiri, M, yang ikut menyisir aliran sungai.
"Lokasi penemuan berada sekitar ± 500 meter dari tempat awal korban berenang. Saat ditemukan, jasad korban tersangkut di batu besar di aliran sungai," jelas Kompol Maman.