SuaraBogor.id - Insiden truk kontainer yang menabrak Gerbang Tol (GT) Ciawi 2, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis (4/9/2025) dini hari menyisakan sejumlah fakta penting.
Kecelakaan yang disebabkan rem blong ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga mengungkap drama baru di baliknya.
Dari sopir yang menghilang misterius hingga upaya darurat Jasa Marga, berikut adalah 5 poin krusial yang perlu kamu tahu tentang kecelakaan yang kembali menghantui Tol Ciawi 2.
1. Sopir Truk Menghilang, Kini Jadi Buronan Polisi
Baca Juga:Sopir Truk Kontainer Penabrak GT Ciawi 2 Kabur, Polisi Buru Pelaku dan Ungkap Fakta Baru
Fakta paling mengejutkan dari insiden ini adalah keberadaan sopir truk yang tidak diketahui.
Sesaat setelah truk terguling, pengemudi diduga kuat langsung melarikan diri dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kasat Lantas Polresta Bogor Kota, Kompol Yudiono, mengonfirmasi bahwa pihaknya kini tengah melakukan pengejaran.
“Untuk pengemudi kita sedang mencari yang bersangkutan karena memang pada saat di TKP tidak ada. Dimungkinkan dia menghindari dan saat ini masih dalam proses penyelidikan,” kata Yudiono.
2. 'Penyakit' Lama Kumat: Rem Blong di Titik Rawan
Baca Juga:Horor di Tol Ciawi 2 Terulang: Kontainer Bahan Kimia Hantam Gerbang Tol
Penyebab kecelakaan ini seolah menjadi pengulangan dari tragedi maut pada Februari 2025 di lokasi yang sama.
Lagi-lagi, kegagalan fungsi rem atau rem blong pada kendaraan berat menjadi biang keladinya.
“Kecelakaan itu lagi-lagi disebabkan oleh kontainer yang kehilangan kendali akibat rem blong seperti layaknya truk galon yang menjadi penyebab kecelakaan beberapa bulan lalu,” jelas Kompol Yudiono.
Insiden ini menegaskan kembali bahwa area menjelang GT Ciawi 2 merupakan titik rawan yang membutuhkan perhatian khusus terkait kelaikan kendaraan berat.
3. Tiga Gardu Tol Rusak, Transaksi Sempat Terganggu
Hantaman truk kontainer yang membawa muatan pupuk kaporit ini menyebabkan kerusakan material yang tidak sedikit. Tiga gardu tol dilaporkan rusak dan tidak dapat dioperasikan.
Akibatnya, dari total sembilan gardu, hanya enam yang bisa melayani transaksi. Kondisi ini berpotensi menciptakan antrean panjang, terutama pada jam-jam sibuk.
4. Jasa Marga Turun Tangan dengan 'Mobile Reader'
Menghadapi situasi darurat, Jasa Marga sebagai operator tol langsung mengambil langkah mitigasi.
Untuk mencegah kemacetan parah, mereka mengoptimalkan perangkat dan personel tambahan di lokasi.
Senior Manager Representative Office 1 Jasamarga, Alvin Andituahta Singarimbun, menjelaskan strategi mereka.
“Saat ini kami fokus pada percepatan evakuasi kendaraan... mengoptimalkan tiga unit *mobile reader* dan menambah bantuan oleh petugas di lokasi,” ujar Alvin.
Langkah ini diambil untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas selama proses perbaikan gardu dilakukan.
5. Satu Petugas Tol Jadi Korban Luka
Meskipun tidak ada korban jiwa, insiden ini tetap memakan korban. Seorang petugas gerbang tol mengalami luka ringan pada bagian kakinya.
Korban terluka bukan karena tertabrak langsung, melainkan akibat terkena dampak kerusakan gardu saat berusaha menyelamatkan diri dari laju truk yang tak terkendali.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Hanya satu pegawai gerbang tol yang mengalami luka ringan di kaki karena menghindari kecelakaan tersebut,” kata Kompol Yudiono.