-
Kecelakaan dua truk tambang di Cibadak Ciampea lumpuhkan lalu lintas Bogor Barat selama berjam-jam.
-
Muatan berlebih truk tambang menyulitkan evakuasi dan menjadi faktor risiko tinggi di Jalan Cibadak Ciampea.
-
Insiden ini membuka diskusi panjang tentang perlunya regulasi ketat dan pengawasan operasional truk tambang di Bogor.
SuaraBogor.id - Akhir pekan seharusnya menjadi momen relaksasi bagi banyak warga Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Namun, bagi ribuan pengendara di wilayah Bogor Barat, hari itu justru berubah menjadi mimpi buruk yang berjam-jam.
Sebuah kecelakaan melibatkan dua truk tambang di Jalan Raya Cibadak Ciampea bukan hanya sekadar insiden lalu lintas, melainkan pemicu kemacetan masif yang merenggut waktu, energi, dan kesabaran warga.
Salah satu yang merasakan betul dampaknya adalah Muhammad, warga Cibadak, yang terjebak dalam pusaran kemacetan tak berujung saat hendak menuju Kota Bogor.
"Hampir 4 jam saya dari Cibadak ke Kota Bogor, gegara macet panjang tadi siang," ungkap Muhammad dengan nada kesal saat menceritakan pengalamannya kepada SuaraBogor.id, Sabtu 27 September 2025.
Baca Juga:Horor di Jalan Cibadak Ciampea: Lalin Bogor Barat Lumpuh Berjam-jam, Ini Penyebabnya!
Perjalanan yang biasanya hanya memakan waktu singkat, kini membengkak hingga empat kali lipat. Kisah Muhammad adalah representasi dari frustrasi kolektif warga yang harus menanggung akibat dari kecelakaan yang berulang kali terjadi di jalur rawan ini.
Kecelakaan nahas ini melibatkan dua unit mobil truk tambang yang bertabrakan. Menurut informasi awal, salah satu truk menabrak truk sejenis yang berada di depannya, menyebabkan kerusakan parah pada bagian depan truk penabrak.
Meskipun detail penyebab pasti masih diselidiki, dampaknya langsung terasa. Sejak pagi hari, arus lalu lintas di Jalan Raya Cibadak Ciampea dan sekitarnya berubah total.
Yang awalnya jalanan ramai lancar, kini menjadi lautan kendaraan yang merayap, bahkan berhenti total.
"Kondisi itu menyebabkan kemacetan cukup panjang hingga siang tadi pada pukul 14.35 WIB," demikian laporan dari lokasi.
Baca Juga:Motif Bejat Dua Kakek Cabul di Bogor, Eksperimen Hasrat Murni Berujung Pencabulan Anak
Kemacetan tidak hanya terkonsentrasi di satu titik, melainkan memanjang di sepanjang jalan. Pantauan tim di lapangan menunjukkan antrean kendaraan mengular dari arah Leuwiliang menuju Kota Bogor.
Pun sebaliknya, dari arah Dramaga hingga Cibungbulang, kepadatan lalu lintas juga tak kalah parah.
Bisa dibayangkan, bagaimana rasanya harus berdiam diri di dalam kendaraan selama berjam-jam, tanpa kepastian kapan bisa bergerak lagi.
Aktivitas akhir pekan yang sudah direncanakan, seperti berbelanja kebutuhan mingguan, mengunjungi sanak saudara, atau bahkan janji penting, terpaksa harus tertunda atau bahkan batal.
Ini bukan hanya masalah waktu yang terbuang, tetapi juga potensi kerugian ekonomi lokal akibat terhambatnya distribusi barang dan jasa, serta memudarnya semangat untuk beraktivitas di luar rumah.
Petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) dan Kepolisian Sektor setempat terlihat bekerja keras di lokasi, berupaya mengatur arus lalu lintas yang kacau balau.