'Saya tapol termuda'
Luka masa lalu juga diceritakan Poppy Anasari, anak Murad Aidit.
Ia bercerita tujuh hari setelah ia dilahirkan, ia turut diboyong ke penjara bersama ibunya, Nurtjahja Murad.
Ibunya sendiri, kata Poppy tak aktif berpolitik. Tapi dia juga ditangkap karena, seperti ayahnya, bersekolah di Rusia dengan dana dari DN Aidit.
Baca Juga: Perolehan Medali PON Papua 29 September: DKI Geser Tuan Rumah
"Saya tapol termuda, dibawa ke penjara karena mama saya dibawa juga. Saya nyusu di sana sampai 40 hari."
Hingga usia remaja, Poppy diurus oleh keluarganya yang lain karena ayah dan ibunya masih dalam penjara.
Pada usia 15 tahun, ia baru bertemu dengan ayah dan ibunya, yang mula-mulanya diperkenalkan sebagai paman dan bibinya.
"Kalau ditanya, hati kecil itu saya kesal karena saya dipisahkan dari ibu dan bapak kandung saya. Harusnya saya hidup dengan mereka,"
"Kebersamaan itu direnggut. Siapa bisa ganti kerugian spiritual, material? Nggak ada yang bisa ganti kasih sayang yang terhapuskan," ujarnya.
Baca Juga: Biaya Komitmen Formula E Jakarta Lebih Mahal, Alibi Anies: Tiap Kota Berbeda
Meski ia masih berharap pelurusan sejarah '65 dapat dilakukan, secara pribadi, Poppy mengatakan dia tidak lagi memiliki konflik dengan mereka yang dulunya dianggap berseberangan.
"Saya dengan keluarga Jendral Ahmad Yani, AH Nasution, baik sekali. Kita di organisasi FSAB (Forum Silaturahmi Anak Bangsa) memang berhenti mewarisi konflik dan nggak buat konflik baru," ujarnya.
Perlukah 'pelurusan sejarah'?
Sejumlah orang yang mengaku mendapat perlakuan tak adil karena dituduh berafiliasi dengan PKI, berulang kali meminta dilakukannya pelurusan sejarah terkait peristiwa '65.
Beberapa peneliti juga mengatakan sebaiknya negara minta maaf kepada korban pelanggaran HAM dalam kurun waktu 1965-1966.
Meski begitu, menurut cucu DI Pandjaitan, Samuel dan Sifra, apa yang disebut pelurusan sejarah itu tak perlu dilakukan.
Berita Terkait
-
Mutiara Azka Kembali Perankan Sophie Sheridan di Mamma Mia! The Musical Re-Run 2025
-
Soal Jaksa Dibekingi TNI-Polri, Perpres Prabowo Disoal Komisi III DPR: Jangan Permanen!
-
Dapat Bekingan! Menko Yusril Sebut Ada Batasan Pelindungan TNI-Polri Sesuai Permintaan Jaksa
-
Mulai Rp1,4 Juta, Ini Daftar Harga Tiket Konser Doh Kyung-soo di Jakarta
-
Mengenang 27 Tahun Reformasi Lewat Aksi Kamisan ke-862
Tag
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
-
Gaji Dosen di Indonesia vs Malaysia vs Singapura, Negeri Ini Paling Miris!
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
Terkini
-
Ancaman Kesehatan Mental di Era Digital, Screen Time Maksimal 3 Jam
-
1 Link Dana Kaget Untuk Siang Ini, Semoga Beruntung
-
Tumpukan Sampah Menggunung, Pemkab Bogor 'Nebeng' ke Lahan Pemkot di TPAS Galuga
-
Gempuran Tarif AS Tekan Industri Ekspor, Jawa Barat di Titik Kritis
-
Pemekaran Bogor Barat: Bupati Rudy Pastikan Ibu Kota di Cigudeg, Anggaran Disiapkan 2026