SuaraBogor.id - Dimulainya musim penghujan di Kota Bogor, ditandai dengan terjadinya banjir dan longsor di berbagai wilayah. Salah satunya banjir yang terjadi di Kampung Kaum Sari, Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Minggu (26/11/2023).
Banjir yang terjadi di sekitaran komplek Olympic Central Business District (OCBD), merendam 6 rumah dan berdampak kepada 8 KK.
Mendengar kabar tersebut, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, bersama Anggota DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti, Sri Kusnaeni dan Muaz HD, meninjau lokasi kejadian pada Senin (27/11). Disana, Atang, berdiskusi dengan para korban dan pihak OCBD terkait kronologi kejadian bencana.
Setelahnya, Atang, pun menggelar rapat kerja terpadu yang beragendakan melakukan pemetaan masalah dan menyusun solusi mengatasi banjir di Kaum Sari, Kamis (30/11). Dalam rapat tersebut, Atang, menghadirkan berbagai pihak, mulai dari warga yang menjadi korban banjir, pihak OCBD, pihak Kelurahan CIbuluh, Kecamatan Bogor Utara, Dinas PUPR, Dinas Perumkim, BPBD dan Bappeda Kota Bogor.
Dalam rapat tersebut, Atang didampingi oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor, Zenal Abidin dan anggota DPRD Kota Bogor, Endah Purwanti. Kepada warga, Atang, menocba menggali informasi lebih banyak terkait bencana banjir yang terjadi di Kaum Sari.
Diketahui bahwa banjir di Kampung Kaum Sari sudah terjadi sejak 2010 silam. Namun, intensitasnya meningkat sejak 2014 dan yang terparah terjadi pada 2023 ini. Para warga yang menjadi korban, menuding proyek pembangunan jembatan yang dikerjakan oleh pihak OCBD menjadi akar permasalahan terjadinya banjir di Kampung Kaum Sari.
Sebab, menurut Dian pembangunan jalan dan jembatan yang dilakukan oleh pihak OCBD membuat badan sungai yang berada di ujun Kampung Kaum Sari menjadi menyempit.
“Banjir ekstrem dimulai saat adanya pembangunan jalan yang dilakukan oleh Olympic. Kejadian terbesar di pekan kemarin, nah itu karena bagian ujung sungai menyempit yang diakibatkan oleh pembangunan jembatan,” ungkap Dian selaku warga.
Menanggapi hal tersebut, Bagian Pengembangan Bisnis dan Penanganan Proyek OCBD, Janes Pasaribu, menampik tudingan warga. Ia menjelaskan bahwa pembangunan jembatan yang dikerjakan oleh pihak OCBD tidak merubah struktur badan sungai. Bahkan, kehadiran jembatan baru, disiapkan guna mengatasi masalah banjir yang tiap tahun mengalami kenaikan.
Baca Juga: Bogor Dikepung Banjir Dimana-mana, Bima Arya Salahkan Bangunan Baru dan Drainase
Janes menerangkan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh timnya, diketahui, banjir terjadi karena adanya penyempitan badan sungai yang mengalir dibawah jalan Raya Bogor yang mengarah ke Kedung Halang. Bukan yang berada dibawah jembatan yang dikerjakan oleh pihak OCBD.
“Jembatan tidak menghambat tapi tidak memperlebar. memang terjadi penyempitan yang fatal yang mengarah ke Kedung Halang dan bukan dibawah jembatan OCBD,” jelasnya.
Klaim dari pihak OCBD pun diamini oleh Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena da Frina. Menurut Rena, penyempitan yang terjadi dibawah jalan Raya Bogor tidak dapat diatasi dengen diperlebar dalam waktu dekat. Sebab, status Jalan Raya Bogor berada dibawah wewenang pemerintah pusat, sehingga akan sulit untuk meminta bantuan pelebaran saluran air.
Rena memberikan opsi agar tidak ada lagi korban banjir di Kaum Sari, maka pihak OCBD baiknya membebaskan lahan 6 rumah milik warga agar warga bisa pindah ke tempat yang lebih aman. Disamping adanya opsi pembuatan sodetan baru guna menampung debit air yang mengalir di aliran sungai Kampung Kaum Sari.
“Kemarin kami melakukan tindak lanjut memberikan opsi untuk pembebasan lahan warga terdampak. Menurut kami itu yang paling memungkinkan agar tidak ada korban yaitu pembebasan lahan warga terdampak. Ini perlu ada kesepakatan kedua belah pihak,” ujar Rena.
Opsi yang diberikan oleh DInas PUPR pun didukung oleh Zenal Abidin. Menurutnya, hal tersebut menjadi solusi jangka pendek, agar kejadian banjir yang saat ini belum bisa diatasi setidaknya tidak memakan korban jiwa. Jika melihat potongan video yang beredar di sosial media, terlihat jelas banjir yang terjadi di Kaum Sari sangat berpotensi menimbulkan korban jiwa, karena kenaikan debit air terjadi sangat cepat dan arus yang sangat kuat.
Berita Terkait
-
Sorotan Bogor: Alung Pembunuh Gadis Cantik di Bogor Punya Banyak Tato, Warga Desak SMK Pandu Ditutup
-
Hujan Terjang Kota Depok, Jalan Arah Simpang Juanda Margonda Tergenang Banjir
-
Cianjur Diberondong Bencana Satu Pekan Terakhir, BPBD Minta Warga Selalu Waspada
-
Rumah di Dua Desa Kecamatan Gunung Putri Bogor Terendam Banjir
-
55 Ribu Peserta BPJS PBI APBN Kota Bogor Dinonaktifkan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
BRI 130 Tahun, Menjaga Warisan Kerakyatan dan Melaju dalam Transformasi Digital
-
Jadwal KRL Bogor-Jakarta 15 Desember 2025: Keberangkatan Awal hingga Kereta Terakhir
-
Modal 900 Ribuan! Ini Rekomendasi Sepeda Bapak-Bapak di Bawah Rp1 Juta yang Masih Layak Pakai
-
Bukan Sopir Tetap! Ini Pengakuan Kepala SPPG Utara Soal Mobil Maut Penabrak 18 Siswa dan Guru SD
-
Dukungan Rumah BUMN BRI Dorong Malessa Naik Kelas dan Siap Ekspor