-
Bawaslu Bogor menekankan perbaikan regulasi, kelembagaan, dan partisipasi publik untuk pemilu berintegritas.
-
Masukan Bawaslu vital, karena pembuat undang-undang tidak selalu merasakan realitas di lapangan.
-
Penundaan revisi UU Pemilu harus dimanfaatkan untuk menyerap aspirasi dari pengawas di lapangan.
Aspek Kelembagaan dan SDM juga menjadi sorotan tajam dari Bawaslu Kabupaten Bogor. Ridwan Arifin menyoroti pentingnya Penugasan Organik Bawaslu dalam struktur Kepegawaian.
"Ini mengindikasikan adanya kebutuhan akan status kepegawaian yang lebih stabil dan terstruktur bagi jajaran Bawaslu, yang selama ini mungkin masih menghadapi tantangan dalam hal kepastian karir dan profesionalisme," ucap dia.
Lebih lanjut, ia menyebut Keberadaan ASN (14 PPPK dan 3 CPNS) dalam meningkatkan profesionalitas serta mendukung reformasi birokrasi di lingkungan Bawaslu.
Penempatan Aparatur Sipil Negara (ASN), baik Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) maupun Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), diharapkan dapat membawa dampak positif dalam peningkatan kapasitas dan profesionalisme staf pengawas pemilu.
"Penguatan jajaran internal melalui pendidikan, pelatihan dan Sertifikasi," ungkapnya lagi.
Hal ini menekankan bahwa kualitas pengawasan pemilu sangat bergantung pada SDM yang berkualitas, terlatih, dan memiliki sertifikasi yang relevan, terutama dalam menghadapi dinamika politik yang semakin kompleks dan penggunaan teknologi dalam pemilu.
Terakhir, dalam aspek Partisipasi Publik, Ridwan Arifin menekankan pentingnya Kerjasama dengan Stakholder, Masyarakat, Media dan Akademisi dalam pengawasan yang partisipatif.
"Ini adalah pengakuan bahwa pengawasan pemilu tidak bisa hanya dibebankan pada lembaga resmi seperti Bawaslu. Keterlibatan aktif dari berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan media, adalah kunci untuk menciptakan pengawasan yang efektif dan menyeluruh," tegasnya.
Poin-poin yang disampaikan Ketua Bawaslu Kabupaten Bogor ini sangat relevan dengan komitmen Dede Yusuf.
Baca Juga: Jalan Terjal Perbaikan Demokrasi, DPR Tunda Revisi UU Pemilu, Ini Kata Dede Yusuf
Anggota Komisi II DPR RI tersebut mengakui bahwa seringkali pembuat undang-undang tidak merasakan langsung apa yang terjadi di lapangan.
“Karena pembuat uu biasanya tidak merasakan apa yg terjadi di lapangan,” katanya.
Oleh karena itu, masukan dari Bawaslu Kabupaten Bogor, KPU, NGO, LSM, dan masyarakat sipil lainnya menjadi sangat krusial.
“Dengan seperiti ini kita bisa sering ketemu sering mendapatkan informais sehingga nanti ketika membuat keputusan apapun juga itu based on data empiris yg terjadi di lapangan,” tegas Dede Yusuf.
Masukan dari Bawaslu Bogor adalah contoh nyata bagaimana pengalaman empiris di tingkat lokal dapat menjadi fondasi yang kuat bagi perumusan kebijakan nasional.
Berita Terkait
-
Jalan Terjal Perbaikan Demokrasi, DPR Tunda Revisi UU Pemilu, Ini Kata Dede Yusuf
-
Cegah Politik Uang Sejak Dini, Bawaslu Bogor Masuk Sekolah Ajak Gen Z Jadi Pengawas Pemilu
-
Putusan MK soal Pemilu Pisah Berpotensi Revisi UU Pemda
-
10 Larangan Ini Harus Dihindari Saat Kampanye Pilkada Bogor, Ini Kata Bawaslu
-
Ada Peran Penting Dibalik Suksesnya Pemilu 2024
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Naik!
-
IHSG Berpeluang Menguat Hari Ini, Harga Saham INET dan BUVA Kembali Naik?
Terkini
-
Geruduk Area KNPI! Satpol PP Bogor Robohkan Bangunan Liar, Ternyata Ini Alasannya
-
Bupati Bogor Rudy Susmanto Mau Gratiskan Kesehatan dan Pendidikan Negeri-Swasta
-
MWA Bangga Sekaligus Ditinggal Guru Besar Terbaik IPB, Siapa Pengganti Rektor Arif Satria?
-
Habib Nabil: Makna Sejati Hari Pahlawan Ada Pada Keberanian, Keikhlasan dan Pengorbanan
-
Sosok Ahli Ekologi Politik Resmi Gantikan Tri Handoko Pimpin BRIN, Sinyal Perubahan Arah Riset?