-
Isu penggusuran kios Babakan Raya, "denyut nadi" mahasiswa IPB, memicu protes keras BEM KM IPB. Mereka khawatir ekonomi mikro dan akses kebutuhan terjangkau terancam.
-
BEM KM IPB menolak simplifikasi Pemkab Bogor yang menyalahkan pedagang sebagai penyebab utama kemacetan Dramaga, menuntut skema mitigasi relokasi yang jelas.
-
Pemkab Bogor berencana merelokasi PKL Bara ke Situ Babakan, lahan IPB, dengan klaim lokasi lebih layak dan manusiawi, tetapi pedagang menolak rencana penggusuran tersebut.
SuaraBogor.id - Bagi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB University), kawasan Babakan Raya (Bara), Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bukan sekadar jalan biasa.
Para mahasiswa menyebut Bara adalah denyut nadi kehidupan kampus, tempat ribuan mahasiswa mencari makan murah, fotokopi tugas, hingga sekadar nongkrong pelepas penat.
Namun, kabar kurang sedap berhembus kencang di penghujung tahun 2025 ini. Isu penataan ulang alias penggusuran kios-kios pedagang di kawasan tersebut oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memicu reaksi keras, terutama dari kalangan mahasiswa.
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) IPB langsung merespons isu sensitif ini.
Mereka menilai kebijakan tersebut berpotensi mengancam hajat hidup orang banyak dan mengganggu ekosistem ekonomi mikro yang sudah terbentuk puluhan tahun di lingkar kampus Dramaga.
Presiden Mahasiswa BEM KM IPB, Abdan Rofi, menyuarakan kegelisahan rekan-rekannya dan para pedagang.
Menurutnya, rencana tersebut berisiko memutus mata pencaharian pedagang kecil yang menggantungkan hidup dari aktivitas mahasiswa. Tak hanya itu, akses mahasiswa terhadap kebutuhan pokok yang terjangkau juga terancam sulit.
Abdan menyoroti ketidaksiapan pemerintah dalam menyediakan skema mitigasi bagi para pedagang yang terdampak.
"Penggusuran pedagang di Babakan Raya dilakukan tanpa menyediakan alternatif yang jelas, sehingga menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian bagi para pedagang," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis 11 Desember 2025.
Baca Juga: Dr. Alim Setiawan Resmi Jadi Rektor IPB, MWA Titip Pesan 'DNA Unggul' ke Generasi Muda
Kekhawatiran ini beralasan, mengingat seringkali proyek relokasi PKL di berbagai daerah berakhir dengan matinya usaha karena lokasi baru yang sepi pengunjung atau tidak strategis.
Salah satu alasan utama Pemkab Bogor melakukan penertiban adalah untuk mengurai kemacetan kronis di Jalan Raya Dramaga. Namun, argumen ini dipatahkan oleh BEM KM IPB. Abdan menilai menyalahkan pedagang Bara sebagai penyebab tunggal kemacetan adalah simplifikasi masalah yang tidak adil.
Volume kendaraan yang tinggi, sempitnya jalan utama, serta angkutan umum yang sering ngetem sembarangan juga menjadi faktor krusial yang sering luput dari sorotan.
"Permasalahan kemacetan di kawasan Dramaga dipengaruhi oleh banyak faktor, yang tidak dapat disederhanakan hanya pada keberadaan pedagang," jelas Abdan.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Bogor berusaha menenangkan situasi dengan narasi yang lebih humanis. Kasatpol PP Kabupaten Bogor, Cecep Imam Nagarasid, memastikan bahwa pihaknya tidak akan melakukan tindakan represif.
Fokus utama pemerintah adalah merelokasi para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memadati bahu jalan ke lokasi yang diklaim lebih layak, manusiawi, dan estetik, yakni di kawasan Situ Babakan. Area ini berada di lahan milik IPB yang memiliki potensi wisata dengan suasana yang lebih asri.
Berita Terkait
-
Dr. Alim Setiawan Resmi Jadi Rektor IPB, MWA Titip Pesan 'DNA Unggul' ke Generasi Muda
-
Wajah Baru Sentul! Kujang Emas Raksasa Tugu Pancakarsa Jadi Ikon Anyar Kabupaten Bogor
-
TPA Galuga Disulap Jadi Pabrik Energi Listrik: Solusi Jangka Panjang Bogor Raya Dimulai
-
Skandal ASN Disdik Bogor, Rudy Susmanto Pastikan Sanksi Pemberhentian untuk Dua Sejoli Selingkuh
-
Viral Range Rover Sakti B 1 WON Terobos Macet Puncak: Polisi Buru Identitas Pengawal Misterius
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Upgrade Kokpit Biar Makin Gagah! 5 Rekomendasi Stang MTB Terbaik 2025 Mulai 100 Ribuan
-
Dr. Alim Setiawan Resmi Jadi Rektor IPB, MWA Titip Pesan 'DNA Unggul' ke Generasi Muda
-
Hanya dari Budidaya Jangkrik, Peternak Binaan Indocement Raup Rp10 Juta Sekali Panen, Ini Rahasianya
-
Wajah Baru Sentul! Kujang Emas Raksasa Tugu Pancakarsa Jadi Ikon Anyar Kabupaten Bogor
-
TPA Galuga Disulap Jadi Pabrik Energi Listrik: Solusi Jangka Panjang Bogor Raya Dimulai