Gempa dengan magnitudo 2,8 and 2,9 yang terjadi pada 14 dan 18 Mei 2017 dampaknya dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.
Data hasil monitoring gempa di Sesar Lembang sangat penting untuk mengetahui tingkat keaktifan gempa, distribusi zona aktif gempa, mekanisme sumber gempa, dan studi struktur bawah permukaan bumi melalui teknik tomografi untuk keperluan mitigasi.
"Tidak ada yang tahu kapan gempa kuat akan terjadi. Agar selamat dari gempa, kita dapat melakukan upaya mitigasi konkret dengan membangun rumah tahan gempa dan belajar cara selamat saat terjadi gempa," kata Daryono. (Antara)
Baca Juga:Pemprov Jabar Akan Bangun 100 Puskesmas di 12 Kota Kabupaten