SuaraBogor.id - Kongres HMI ricuh di Gedung Islamic Centre Surabaya, Rabu (24/3/2021) dinihari. Peserta kongres HMI ngamuk. Kaca Gedung Islamic Centre Surabaya pecah dan hancur.
Bahkan beberapa pintu kaca gedung yang berada di Jalan Raya Dukuh Kupang Nomor 122-124, Kecamatan Dukuh Pakis itu pecah.
Sejumlah kaca pintu Gedung Islamic Center yang pecah itu diduga akibat ulah lemparan peserta yang berada dari dalam.
Selain kaca, ada pula kursi kongres yang awalnya tersusun rapi nan bersih justru jadi berantakan dan berhamburan ke sejumlah titik.
Baca Juga:Kronologis Kongres HMI Ricuh, 6 Orang Ditangkap Polisi karena Ngamuk
Kongres HMI ricuh mulai memanas, Selasa (23/3/2021) malam. Menjelang pergantian hari, Rabu (24/3/2021), sejumlah peserta kongres terlihat mengamuk.
Para anggota kongres berhamburan. Ketua Umum Badko HMI Jatim Yogi Pratama mengatakan para peserta kongres yang mengamuk tersebut tidak terima karena usulannya tidak diakomodir mayoritas peserta kongres.
"Yang memperlambat, meminta badko (badan koordinasi) se-Indonesia hadir, itu kan tidak mungkin," beber Yogi ketika dijumpai di lokasi, Selasa (23/3/2021) malam.
"Melakukan tindakan yang tidak dikehendaki. Biasa, mereka memaksakan kehendak, yang kehendaknya tak bisa diikuti mayoritas pemilik suara di dalam," timpalnya.
Yogi menduga, hal itu disebabkan oleh sekitar 5 orang peserta kongres yang menurutnya, sejak beberapa hari lalu sengaja memperlambat jalannya kongres itu.
Baca Juga:Kongres HMI Ricuh di Surabaya, 1.300 Peserta Asal Makassar Diamankan
"Minta badko se-Indonesia dihadirkan, dari 20 badko, sudah ada 12 di Surabaya," tandasnya.
Meski begitu, Yogi mengaku belum menerima laporan terkait peserta kongres yang mengalami luka akibat insiden itu.
HMI siap bertanggung jawab atas kejadian itu.
Yogi menuturkan, izin penggunaan Gedung Islamic Center telah berakhir pada Senin (22/3/2021) lalu.
Namun, ia telah meminta untuk memperpanjang izin guna merampungkan kegiatan tersebut dan menargetkan kongres benar-benar selesai pada Rabu (24/3/2021) dini hari.
"Bagi kami di internal HMI ini, sudah terpilih dan selesai, target kami subuh sudah ada ketua umum baru," paparnya.
Sementara itu, sejumlah personel kepolisian dari Polda Jatim telah mengamankan sekitar 6 peserta Kongres XXXI HMI semalam.
Hal itu menyusul terjadi kericuhan di tengah sidang dan diduga melakukan pelemparan kursi yang berdampak pada pecahnya kaca di gedung yang kerap digunakan dalam beragam kegiatan seremonial di kota pahlawan itu.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyebut, 6 orang yang diamankan merupakan permintaan dari panitia kongres HMI sendiri.
Sampai saat ini, 6 orang itu sedang diperiksa lebih lanjut.
Nico menerangkan, ada salah paham antar peserta HMI. Hal itu yang diduga mengakibatkan sejumlah kursi 'semburat' dan kaca pecah.
"Ini atas permintaan panitia. Kami amankan 6 orang, sekarang masih dalam pemeriksaan," beber Nico kepada awak media saat ditemui disekitar lokasi kongres, Rabu (24/3/2021) pagi.
Nico menjelaskan, Polda Jatim akan mendukung jalannya kongres.
Menurut dia, HMI merupakan organisasi mahasiswa yang sudah mengerti akan demokrasi.
Meski begitu, ia berharap kongres bisa kembali berjalan dengan tertib dan aman pasca insiden itu.
Nico mengungkapkan, Polda Jatim akan tetap mengawal dan mengamankan jalannya kongres dengan menyiagakan personelnya di sekitar area kongres.
Ada sekitar ribuan rombongan kader HMI non peserta kongres asal Sulawesi Barat dan Selatan yang nekat hadir ke kota pahlawan.
Rombongan itu, kata dia, terus menerus mencoba masuk ke area kongres sejak beberapa hari lalu. Namun polisi terus melakukan pengadangan karena adanya pembatasan kapasitas di dalam gedung.
Cara yang dilakukan Nico dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim adalah dengan melakukan pendekatan.
"Dengan bantuan Ibu Gubernur, Pangdam, Pangko Al, dan Danlanud AU, Alhamdulillah rombongan turut mengerti dan mengamankan kota Surabaya," katanya.
Terkait agenda kongres yang molor, Nico mengutarakan panitia memang sudah mengajukan permohonan penambahan waktu sehari ke pihak Pemprov dan kepolisian di Jatim. Alasannya, masih ada beberapa kegiatan yang masih belum terselesaikan secara masak.
"Karena, masih ada beberapa yang belum selesai. Sehingga, permintaan itu disampaikan kepada polisi, gubernur, Pangdam," kata polisi dengan 2 bintang dipundaknya itu.
Nico berharap, HMI dapat secepatnya merampungkan seluruh permasalahan dan tahapan kongres serta tak terjadi insiden serupa.
"Kami serahkan ke panitia, karena panitia mempunyai mekanisme, adek-adek sudah dewasa, maka akan ada jalan tahapan-tahapan yang sudah dilalui. Kami yakin HMI akan menyelesaikan permasalahan di dalamnya," tutup dia.