Teroris Bogor Mau Serang Istana Negara Pakai Roket dan Ledakan Pipa Gas

Pelakunya dicuci otak.

Pebriansyah Ariefana
Rabu, 07 April 2021 | 08:13 WIB
Teroris Bogor Mau Serang Istana Negara Pakai Roket dan Ledakan Pipa Gas
Kondisi kawasan di depan Istana Negara jelang demo ribuan mahasiwa tolak UU Cipta Kerja. (Suara.com/Bagaskara).

Sofyan Tsauri mengatakan pertama yang membuat orang menjadi teroris adalah ideologi dan paham teroris yang sangat masif.

"Brain washing. Bisa menyasar siapa saja. Siapa pun bisa terpapar. Tidak memandang status sosial dan usia. Demikian dahsyatnya," ungkap Sofyan Tsauri.

Sementara itu, Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Irfan Idris mengatakan meski kuantitas aksi teroris di Indonesia menurun tapi kualitasnya naik.

"Melibatkan perempuan dan anak. Tingkat bahayanya," ungkap Irfan Idris.

Baca Juga:13 Tahun Jadi Polisi, Ini Penyebab Sofyan Tsauri Berubah Jadi Teroris

Teroris menganggap semua kelompok di luar mereka kafir. Bahkan orang tua mereka sekalipun dicap kafir jika tidak mendukung aksi mereka. Menurut Idris akar masalah teroris adalah selalu membungkus sesuatu dengan bahasa tafsiran keagamaan.

Bukan bahasa agama. Oleh kelomok teroris global kemudian memanfaatkan media sosial. Untuk berselancar mencari generasi muda.

Apapun profesinya. TNI, polisi, atau ASN.

"Ini tanda ideologi teroris tidak memiliki merek," katanya.

Idris mengatakan, yang lebih berbahaya adalah ketika teroris mampu merekrut anggota polisi atau TNI. Karena sudah memiliki ilmu merakit senjata.

Baca Juga:Ikrar Setia NKRI di Lapas Perempuan Bandar Lampung, Nana Terlibat Bom Panci

"Ini yang dicari (teroris)," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini