SuaraBogor.id - Tembok pemisah alun-alun Kota dan Stasiun Bogor dibongkar.
Perobohan tembok berlangsung pada Jumat (13/8/2021), dilakukan dengan alat berat dan disaksikan langsung Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.
Tembok tersebut sudah berdiri 30 tahun lamanya dan menjadi saksi sejarah kawasan itu.
Perobohan tersebut merupakan salah satu upaya pengintegrasian antara alun-alun dan Stasiun Bogor.
Baca Juga:Anggaran Pakaian Dinas Bima Arya dan Dedie Jadi Sorotan, Nilainya Mencapai Rp 322 Juta
“Secara menyeluruh, pembangunan sudah berjalan 20 persen. Insya Allah pada Desember nanti bisa selesai," kata Dedie dilansir dari Bogor Daily, Minggu (15/8/2021).
Dia menambahkan, setelah pembongkaran nanti tetap ada pemisahan meskipun terintegrasi, dan terasa mana aset PT KAI (Kereta Api Indonesia) mana aset milik alun-alun.
Pembongkaran tembok tersebut, kata dia, dilakukan untuk menyesuaikan keindahan desain dari alun-alun.
Di luar itu, alasan perobohan, kata Dedie, tembok pembatas yang ada saat ini sudah termakan usia.
“Kebutuhan sekarang untuk membongkar tembok adalah tadi, menyesuaikan estetika desain taman yang sudah kita buat. Saat ini kan tertutup tembok seperti tidak terawat,” jelas Dedie.
Baca Juga:Catat! 72.500 KK di Bogor Bakal Dapat Bantuan Rp200 Ribu
Perobohan tembok itu bersamaan akan dibangun saluran air atau drainase. Menurut Dedie, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tak sedikitpun mengganggu aset milik PT KAI.
Pembangunan akan terintegrasi pula dengan Masjid Agung.
Menurutnya, muka dari stasiun bisa dikembalikan seperti sejak perencanaan zaman Belanda ke arah area Jalan Dewi Sartika.
"Bogor sebagai salah satu kota di Asia yang pertama kali dijadikan oleh Belanda sebagai Green City itu bisa terlaksana. Jadi historynya tidak lepas,” pungkas dia.