Jenderal Dudung Mau Rekrut Santri, Pengamat Sarankan Ini

Dia memberikan komentar terkait pernyataan Jenderal Dudung

Andi Ahmad S
Kamis, 09 Desember 2021 | 21:03 WIB
Jenderal Dudung Mau Rekrut Santri, Pengamat Sarankan Ini
KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman silahturahmi ke kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (6/12/2021). [Dok. Dispen AD].

SuaraBogor.id - Lagi, nama Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman kembali mendapatkan sorotan publik.

Kali ini, ucapannya yang ingin merekrut santri mendapatkan perhatian dari Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi.

Dia memberikan komentar terkait pernyataan Jenderal Dudung. menurutnya, niat Jenderal Dudung tersebut sebaiknya tidak diumumkan secara terbuka.

Dikhawatirkan menimbulkan polemik dari berbagai pihak.

Baca Juga:Prajurit Lakukan Kekerasan, Panglima TNI: Jangan hanya Damai untuk Hindari Proses Hukum

"Rekrutmen prajurit yang berlatar belakang pemahaman agama yang kuat sudah dilakukan tanpa harus disampaikan secara terbuka," kata Fahmi dalam diskusi di DPR RI, Rabu (8/12/2021).

Menydaur dari Wartaekonomi -jaringan Suara.com, Khairul Fahmi dapat memahami TNI membutuhkan sosok prajurit dengan modal pembinaan mental serta kerohanian yang kuat.

Namun, dia menilai hal demikian sebenarnya tidak perlu disampaikan.

"Ini kan kemudian memunculkan kesan ada pengistimewaan," ucapnya.

Dia menambahkan bahwa hal tersebut bisa memunculkan diskriminatif bagi yang lain.

Baca Juga:Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa Jadi Danjen Kopassus yang baru Gantikan Mayjen Mohamad Hasan

"Sehingga menurut saya itu mestinya dikoreksi sedikit, bahwa TNI akan merekrut prajurit-prajurit dengan latar belakang keagamaan yang kuat," kata Fahmi.

Walau demikian, Fahmi tetap mengapresiasi tujuan yang hendak dicapai TNI AD lewat pernyataan KASAD Jenderal Dudung.

Namun tetap Jenderal Dudung harus hati-hati karena bisa saja menimbulkan kegaduhan.

"Kita ingatkan harus berhati-hatilah ketika berbicara, supaya tidak menimbulkan polemik di belakang," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini