“Satu menyambut dengan semangat dan hangat. Tapi sayang yang satu menolak diajak salaman. Ealah,” ungkapnya.
Budi pun mengatakan, rekan dekannya itu tentunya kaget dengan sikap sang mahasiswi yang menolak diajak salaman tersebut.
“Teman saya itu tentu kaget. Ajaran apa ini. Value darimana ini?,” kata Budi Santosa.
Ia pun berpendapat, pastinya sikap mahasiswi itu dilandasi oleh ajaran dimana lawan jenis yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan.
“Pasti pikiran tertuju pada ajaran tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim,” bebernya.
Sang Rektor ITK itu pun menilai, ajaran bukan muhrim tidak boleh bersentuhan itu merupakan ajaran manusia ganas lantaran menentang tata krama pergaulan universal.
“Hanya ajaran itu yang menentang tata krama pergaulan universal bersalaman sesama manusia. Hanya itu. Ajaran manusia ganaskah?,” ujarnya.