Usai mendapatkan pisang atau talas yang Rina dapatkan hasil meminta itu, dirinya langsung merebusnya, bukan di rebus diatas kompos dengan tabung gas lpg berukuran 3 kilogram berwarna hijau pada umumnya.
Namun, talas atau pisang yang didapatnya itu di rebus diatas tungku beralas tanah, dengan kayu bakar yang didapat disekitar hutan dekat rumahnya. Agar tidak kena hujan dan angin Mak Idah dan Rina menutupi tungku itu dengan kain bekas.
Kondisi keluarga Mak Idah dan Rina keempat cucunya yang masih anak-anak dan satu diantaranya masih balita itu diketahui setelah sekelompok relawan menyisiri kegiatan bakti sosial disektar Kecamatan Cugenang.
Kehidupan Mak Idah yang miris ini luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten Cianjur yang tengah disibukan dengan serangkaian kegiatan meriah dalam memperingati Hari jadi Cianjur ke 345.
Baca Juga:Heboh Acara Dangdutan Berujung Rusuh, Diduga Dipicu Aksi Saling Senggol Penonton
"Dari pertama awal mempunyai KTP, saya belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak Desa, Kecamatan, atau dari pemerintah Cianjur," ucap Mak Idah sambil terharu.
Padahal, Mak Idah tinggal satu kecamatan dengan kediaman rumah Bupati Cianjur Herman Suherman hanya berbeda desa, atau berjarak beberapa kilometer saja.
Meski hidup dalam segala keterbatasan, dan tinggal dirumah yang tidak layak huni Mak Idah tetap membuat pocis sehari-harinya meski dengan bayaran tidak seberapa.
Kontributor : Fauzi Noviandi
Baca Juga:Rela Berdesak-Desakan Demi Dapatkan Pekerjaan, Belasan Pencari Kerja di Cianjur Pingsan