Presiden Amerika Serikat Joe Biden Yakin Pandemi Berakhir, Jokowi Pilih Bersikap seperti Ini

Meski Presiden AS Joe Biden mengatakan pandemi telah berakhir, Pemerintah AS masih menetapkan COVID-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat.

Ari Syahril Ramadhan
Selasa, 20 September 2022 | 16:38 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden Yakin Pandemi Berakhir, Jokowi Pilih Bersikap seperti Ini
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menyampaikan keterangan pers kepada awak media di Gerbang Tol Gabus, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022). [Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden]

SuaraBogor.id - Pemerintah Indonesia hingga saat ini belum menyatakan pandemi Covid-19 telah berakhir. Penyebabnya Pemerintah tak mau buru-buru dan memilih untuk berhato-hati dan tetap waspada.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Joko Widodo di Pintu Gerbang Gabus, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022).

Diketahui Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam satu wawancara di Program "60 Minutes" CBS mengatakan dia yakin pandemi COVID-19 sudah berakhir meski mengakui bahwa AS masih memiliki masalah dengan virus SARS-CoV-2 yang terus bermutasi tersebut.

"Pandemi ini kan terjadi di seluruh dunia, dan yang bisa memberikan 'statement' menyatakan pandemi selesai itu adalah WHO," ungkap Presiden.

Baca Juga:Putri Yuanita Christiani Lahir Saat Pandemi, Benar Sempat Takut Bertemu Orang Karena Jarang Keluar?

Apalagi saat ini, katanya, masih ada beberapa negara yang kasus harian positif COVID-19 masih tinggi.

"Saya kira hati-hati, ada di satu, dua negara yang COVID-nya mulai bangkit, naik, hati-hati, kehati-hatian yang harus diterapkan," tegas Presiden.

Meski Presiden AS Joe Biden mengatakan pandemi telah berakhir, Pemerintah AS masih menetapkan COVID-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat. Pejabat AS memperpanjang status darurat kesehatan masyarakat akibat COVID-19 yang telah berlaku sejak Januari 2020 hingga 13 Oktober.

Hingga saat ini, lebih dari satu juta orang AS meninggal karena COVID-19. Bahkan data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan rata-rata kematian dalam tujuh hari terakhir mencapai lebih dari 400 orang. Meski pada sisi lain, sekitar 65 persen dari total populasi AS disebut telah divaksinasi lengkap.

Sedangkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa akhir pandemi COVID-19 sudah "di depan mata" dan bahwa dunia tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri COVID-19.

Baca Juga:Di Tengah Pesimisme Perdamaian, Rusia-Ukraina Dominasi Sidang PBB

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan angka kesembuhan harian pasien COVID-19 di Indonesia bertambah 3.390 orang hingga 19 September 2022 pukul 12.00 WIB.

Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Senin, menginformasikan dengan penambahan angka kesembuhan itu maka total kesembuhan COVID-19 sejak Maret 2020 berjumlah 6.226.446 orang.

Satgas mencatat, penambahan angka kesembuhan COVID-19 terbanyak di Jawa Barat 1.242 orang, DKI Jakarta 1.135 orang, Jawa Timur 225 orang, dan Jawa Tengah 145 orang.

Sementara itu tercatat, penambahan kasus harian COVID-19 mencapai 1.620 orang. Provinsi yang menjadi penyumbang penambahan kasus terbanyak yakni Provinsi DKI Jakarta sebanyak 599 orang, Jawa Barat 310 orang, Banten 171 orang, Jawa Timur 148 orang, dan Jawa Tengah 99 orang.

Adanya penambahan kasus harian itu maka total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.410.426 orang.

Sedangkan penambahan kasus meninggal tercatat sebanyak 23 orang, sehingga total akumulasi kasus kematian mencapai 157.915 jiwa.

Kasus kematian terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat enam orang, DKI Jakarta dan Jawa Timur masing-masing empat orang, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Maluku masing-masing dua orang, dan Sumatera Utara, Riau, dan Bali masing-masing satu orang.

Satgas COVID-19 juga mencatat, jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini turun sebanyak 1.793 kasus aktif, sehingga total 26.065 kasus.

Selain itu terdapat pula 2.971 orang yang masuk dalam kategori suspek dari hasil pengujian spesimen 61.343 sampel di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.

Tingkat positif (positivity rate) spesimen harian adalah 5,77 persen dan untuk tingkat positivity rate orang harian adalah 5,78 persen. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini