Tidak Boleh Ada Kehidupan Karena Masuk Zona Merah, Ini Penampakan Kampung Mati di Cianjur Pasca Gempa

Kawasan ini, khususnya RT 2, RT 3, dan RW 16, dinyatakan sebagai zona merah karena berada di titik patahan Sesar Cugenang.

Andi Ahmad S
Rabu, 29 November 2023 | 11:40 WIB
Tidak Boleh Ada Kehidupan Karena Masuk Zona Merah, Ini Penampakan Kampung Mati di Cianjur Pasca Gempa
Tidak Boleh Ada Kehidupan Karena Masuk Zona Merah, Ini Penampakan Kampung Mati di Cianjur Pasca Gempa [CianjurToday]

SuaraBogor.id - Bulan November 2023 merupakan peristiwa terjadinya gempa Cianjur, Jawa Barat. Sudah satu tahun berlalu peristiwa yang menewaskan banyak orang, kini tengah menjadi sorotan kembali.

Salah satunya kampung mati pasca gempa di Cianjur, yakni Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, menjadi salah satu wilayah yang ditingalkan oleh penghuninya.

Kawasan ini, khususnya RT 2, RT 3, dan RW 16, dinyatakan sebagai zona merah karena berada di titik patahan Sesar Cugenang.

Oleh karena itu, tidak boleh ada bangunan yang berdiri di sana.

Baca Juga:Masih Ada Warga Bertahan di Tenda Darurat Pasca Satu Tahun Gempa Cianjur

Kampung Rawacina merupakan salah satu lokasi yang paling terdampak oleh gempa bumi yang mengguncang Cianjur.

Gempa tersebut mengakibatkan 29 orang meninggal dunia, 185 KK terdampak, dan 180 rumah rusak.

Kepala Desa Nagrak, Hendi Saepul Maladi, mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemantauan BNPB dan BMKG, Kampung Cina merupakan zona merah sehingga berbahaya jika didirikan bangunan di sana.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendirikan bangunan di kawasan tersebut,” ucapnya, katanya dikutip dari CianjurToday -jaringan Suara.com.

Hendi menambahkan bahwa kawasan tersebut saat ini sudah tidak ada penghuni, dan warga hanya datang untuk bertani.

Baca Juga:Heboh di Cianjur Dana Donasi Gempa Diduga Digelapkan, Warga Mulai Jengah

“Karena pekerjaan mereka itu di sana, kalau rumah memang tidak ada penghuninya,” katanya.

Warga di Kampung Rawacina telah direlokasi ke Sirnagalih dan Babakan Karet. Beberapa warga saat ini masih menunggu untuk relokasi di Desa Babakankaret.

“Ada yang menunggu di saudaranya di Sirnagalih dan yang ngontrak juga ada,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini