SuaraBogor.id - Direktur Kajian Publik Cianjur Riset Center, Anton Ramadhan belum lama ini memberikan keterangan mengejutkan soal Gempa Cianjur yang sebentar lagi menuju satu tahun.
Untuk diketahui, Gempa Cianjur, Jawa Barat yang membuat heboh seluruh Indonesia bahkan luar negeri itu sebentar lagi genap satu tahun, pasalnya terjadi 21 November 2022.
Pernyataan Anton Ramadhan yang membuat heboh itu yakni ada dugaan bahwa dana donasi dari mana-mana untuk warga terkena musibah gempa Cianjur itu dikorupsi.
Anton menyebutkan ada sebelas instansi pemerintah yang menyumbang sejumlah uang kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Cianjur untuk membantu korban gempa. Namun, sumbangan tersebut tidak tercatat dalam rekap data sebagai penyumbang.
Baca Juga:Rokok Ilegal Ternyata Banyak Bertebaran di Bogor, Depok dan Cianjur
Salah satu contohnya adalah sumbangan dari Korpri Kabupaten Kuningan sebesar Rp108.134.000 yang diserahkan secara simbolis kepada Sekda Cianjur, Cecep Alamsyah.
Namun, dalam laporan donasi yang dibuat oleh Pemda Cianjur, sumbangan tersebut tidak tercantum.
"Bukan hanya kabupaten Kuningan, ada juga sumbangan dari Kabupaten Bandung sebesar Rp537.452.500 yang juga tidak tercatat dalam data," ujar Anton, dikutip dari CianjurToday - Jaringan Suara.com.
Anton mengatakan, pejabat yang menerima dan tim penerima donasi gempa harus bertanggung jawab atas hal ini.
"Pihak yang harus bertanggung jawab adalah Tim Donasi Pemda Cianjur dan Pejabat pada saat itu menerima dana donasi dari pemerintah atau pihak yang memberikan dana donasi," kata Anton.
Sementara itu, Asda III Dedi Sudrajat yang dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan, pihaknya masih mencari data dari stafnya.
Dugaan penggelapan dana donasi gempa Cianjur ini telah menjadi perhatian publik. Masyarakat berharap agar pihak yang bertanggung jawab segera diusut dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.