Demam Berdarah Renggut Nyawa 18 Orang di Bogor Dalam Dua Tahun Terakhir

Kasus DBD terus naik belakangan ini, karena Kabupaten Bogor tengah menghadapi cuaca penghujan.

Andi Ahmad S
Kamis, 30 November 2023 | 11:25 WIB
Demam Berdarah Renggut Nyawa 18 Orang di Bogor Dalam Dua Tahun Terakhir
Ilustrasi dbd - perbedaan DBD dan tipes. (Pixabay/wikiImages)

SuaraBogor.id - Ribuan warga Kabupaten Bogor tidak pernah absen mengalami penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam tiga tahun terakhir, setidaknya ada 5.729 warga Bumi Tegar Beriman terjangkit penyakit tersebut.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Adang Mulyana mencatat, pada tahun 2021 ada 2.220 warga yang terkena DBD. Sementara 2022 sebanyak 1.954 dan 2023 ada 1.555 hingga bulan November.

Sementara, kasus DBD yang sampai merenggut nyawa ada sebanyak 22 orang di tahun 2021, 14 orang di 2022 dan 4 orang pada tahun 2023.

Ia menyebut, kasus DBD terus naik belakangan ini, karena Kabupaten Bogor tengah menghadapi cuaca penghujan. Dimana, kata dia, di cuaca yang saat ini lah, DBD sering hingga di tubuh masyarakat.

Baca Juga:Bukan Ketua TKD Prabowo-Gibran, Bupati Bogor Bolehkan Stadion Pakansari Jadi Lokasi Kampanye

"Naik kasusnya tapi ga ekstrem. Karena kan masih hujan, dan itu membuat relatif masih aman. Kalo hujannya berenti terus ujan lagi pasti kasusnya naik ya," kata Adang, kepada Suarabogor.id Kamis (30/11/2023).

Ia mengaku, Kabupaten Bogor memang dikenal sebagai daerah yang resiko DBD nya tinggi. Terlebih, jika daerah tetangga mengalami kenaikan kasus, maka Kabupaten Bogor pun akan mengalami hal yang serupa.

"Karena memang kita daerah resiko DBD ya. Apalagi DKI naik, pasti naik juga itu resiko mobilitas," papar dia.

Adang menyampaikan bahwa kasus DBD didominasi oleh masyarakat yang berusia produktif. Sebab, kata dia, usia produktif mengalami mobilitas yang tinggi.

"Usia produktif yang rentan dan itu kalau dilihat dari jumlah paling banyak. Mungkin karena mobilitas ya," tutup dia.

Baca Juga:Kabupaten Bogor Punya Resiko Penularan Cacar Monyet Yang Tinggi, Ini Alasannya

Kontributor : Egi Abdul Mugni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak