Mantan Gubernur Jabar Dua Periode HR Nuriana Wafat, Pernah Usulkan Ibu Kota Indonesia Baru di Jonggol

Rumah duka almarhum berada di Komplek Parahyangan Rumah Villa Blok A, Nomor 131 A, Ciwaruga, Parongpong, Bandung Barat, Jawa Barat.

Andi Ahmad S
Kamis, 11 Juli 2024 | 18:17 WIB
Mantan Gubernur Jabar Dua Periode HR Nuriana Wafat, Pernah Usulkan Ibu Kota Indonesia Baru di Jonggol
Mantan Gubernur Jabar Dua Periode HR Nuriana Wafat [Ist]

SuaraBogor.id - Kabar duka datang dari warga Jawa Barat pada hari ini. Pasalnya, mantan gubernur Jabar dua periode yakni HR Nuriana atau HR Nana Nuriana meninggal dunia.

Wafatnya HR Nana Nuriana ini dikabarkan pada Kamis pukul 04.55 WIB subuh tadi di Bandung, Jawa Barat.

"Innaalillaahi wainnaa ilaihi roojiuun. Allahumaghfirlahu warhamhu wa afihi wa fuanhu. Turut berduka cita atas wafatnya Bapak HR Nuriana (Mantan Gubernur Jawa Barat) . Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya, mengampuni segala kesalahannya dan mendapat tempat terbaik di jannah-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi keikhlasan dan kesabaran. Aamiin yaa Robbal 'Aalamiin," tulis admin grup Facebook, Forkom ASN Prov. Jabar, Harmawan Hanhan, Kamis pagi.

Rumah duka almarhum berada di Komplek Parahyangan Rumah Villa Blok A, Nomor 131 A, Ciwaruga, Parongpong, Bandung Barat, Jawa Barat.

Baca Juga:Pandangan Pj Gubernur Jabar Terkait Penertiban PKL Puncak Bogor, Bey: Jangan Ragu

Ucapan belasungkawa disampaikan oleh Sekretaris Daerah Jabar Herman Suryatman dalam akun sosial media facebooknya.

"Innalillahi wainnailaihi roji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah salah satu putra terbaik Jawa Barat, Bapak Mayjen (Purn) HR. Nuriana, Gubernur Jawa Barat Periode 1993 - 2003. Semoga almarhum husnul khotimah serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin YRA," tulis Herman.

Raden Nana Nuriana lahir pada 17 April 1938 di Majalengka. Ia adalah Gubernur Jawa Barat dua periode, pada 1993−1998 dan 1998−2003.

Nuriana juga adalah seorang purnawirawan tentara dengan pangkat terakhir Mayjen TNI. Ia menamatkan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) pada tahun 1962.

Sebelum menjadi gubernur, ia menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi dari tahun 1991 sampai 1993, kemudian ditunjuk jadi Gubernur Jabar menggantikan seniornya, Yogie Suardi Memet.

Baca Juga:Heboh Dugaan Pungli Sopir Truk Tambang, Pj Gubernur Jabar Bakal Pecat Anggota Dishub Jika Terlibat

Selama menjabat gubernur periode periode 1993−1998 dan 1998−2003, Nana Nuriana dikenal sebagai sosok yang pendiam dan terkesan low profile.

Pada saat Presiden Soeharto mempersiapkan Kawasan Jonggol sebagai lokasi Ibukota Indonesia baru, dia membentuk tim khusus dan turut membantu pembebasan lahan untuk mendukung gagasan tersebut.

Pada tahun 1997, Nana memohon dukungan kepada DPRD Jawa Barat dalam mengajukan wilayah selatan atau penyangga kawasan calon ibu kota Indonesia baru di Jonggol untuk dijadikan pusat pemerintahan provinsi yang baru, yaitu Cikalongkulon, Cianjur serta sebagian desa di Jonggol selatan.

Alasan pemindahan ibukota baru Jawa Barat cukup beragam yang dimulai dari tuntutan warga Banten yang mengeluh jauhnya ibu kota Jawa Barat dari wilayah mereka hingga lokasi kantor-kantor pemerintah provinsi yang terpisah-pisah. Akan tetapi, hingga akhir jabatannya pemindahan tersebut tidak terlaksana.

Pascareformasi, Nana menjadi tokoh penting dalam pembentukan Provinsi Banten, serta berperan besar dalam peningkatan status kota administrasi di Jawa Barat.

Nuriana pernah mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Utama dari pemerintah pada 7 Agustus 1995.

Setelah tak menjabat gubernur, Nuriana sempat berurusan dengan pengadilan, menjadi saksi dalam kasus Kavling Gate. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini