R.E. Martadinata memulai kiprahnya di dunia militer dengan bergabung ke Koninklijke Marine (Angkatan Laut Belanda) sebelum akhirnya bergabung dengan Tentara Laut Republik Indonesia (TLRI) setelah Indonesia merdeka.
Ia memiliki peran krusial dalam membangun dan memperkuat Angkatan Laut Indonesia di masa awal kemerdekaan.
Dalam perjuangannya, Martadinata dikenal sebagai sosok pemimpin visioner dan pejuang tangguh. Ia gigih memodernisasi armada laut Indonesia dan memperkuat pertahanan maritim nasional, terutama di masa konfrontasi Indonesia-Malaysia pada awal 1960-an.
Atas jasanya, Martadinata dipercaya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dan turut memperjuangkan kedaulatan laut Indonesia dalam berbagai forum internasional. Sayangnya, hidupnya berakhir tragis dalam kecelakaan helikopter di wilayah Malang, Jawa Timur.
Baca Juga:Untuk Mengenang Jasa Pahlawan, Jalan di Puncak Bogor Kini Bernama Laksamana RE Martadinata
Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Republik Indonesia menganugerahi gelar Pahlawan Nasional dan mengabadikan namanya sebagai nama kapal perang KRI R.E. Martadinata.
Perjuangan dan dedikasi R.E. Martadinata tetap menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa, khususnya dalam menjaga kedaulatan laut Nusantara. (ANTARA)