SuaraBogor.id - Harapan untuk mengurai kemacetan parah di koridor utara Kabupaten Bogor kembali menyala. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menargetkan penyelesaian pembebasan lahan dan pembangunan jalur lambat di Jalan Bojonggede-Kemang (Bomang) rampung pada tahun 2025.
Meskipun yang dikerjakan baru sebagian kecil, langkah ini merupakan bagian krusial dari sebuah megaproyek senilai Rp1,6 triliun yang digadang-gadang akan menjadi 'jalan tol alternatif' penghubung Cibinong dan Parung.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, Suryanto Putra, menyatakan bahwa fokus utama tahun ini adalah menuntaskan pekerjaan yang tertunda. Ada dua target besar yang harus dicapai.
Pertama, pembebasan sisa lahan yang masih menghambat. "Pembebasan lahannya ditargetkan selesai tahun ini. Data terakhir sekitar 7.000 meter persegi yang masih dalam proses,” kata Suryanto saat ditemui di Bogor, Selasa (15/7/2025).
Baca Juga:5 Fakta Soal Mayat di Ciliwung Diduga Pegawai Kemendagri
Kedua, melanjutkan pembangunan fisik jalur lambat sepanjang 2,252 kilometer dengan anggaran yang sudah disiapkan sebesar Rp33 miliar. "Semua jalur lambat ditargetkan selesai tahun ini, di luar pembangunan jembatan,” ujarnya.
Namun, Suryanto menegaskan bahwa anggaran Rp33 miliar tersebut hanya untuk pekerjaan konstruksi. Dana untuk pembebasan lahan masih dalam proses pencairan terpisah. "Kami masih menunggu prosesnya. Kalau sudah siap, pekerjaan fisik langsung dikerjakan,” katanya.
PR Besar di Balik Proyek Dugaan Ambisius
Jalan Bomang bukanlah sekadar proyek jalan biasa. Ini adalah sebuah visi besar untuk menciptakan jalur alternatif sepanjang 8,5 kilometer yang akan memangkas waktu tempuh secara signifikan dengan menyambungkan Jalan Tegar Beriman di Cibinong dengan Jalan Raya Parung.
Berdasarkan perhitungan pada tahun 2019, proyek raksasa ini membutuhkan total biaya yang fantastis, yakni sekitar Rp1,6 triliun. Angka ini menunjukkan betapa masifnya skala pembangunan yang diperlukan, mulai dari pembebasan lahan hingga konstruksi jalan utama dan jembatan.
Baca Juga:Ngeri! 9.000 Pasangan di Bogor Cerai Tiap Tahun, Sidang Kini Bisa Jemput Bola di Kecamatan
Ketergantungan pada APBD Kabupaten Bogor terbukti tidak cukup, sehingga bantuan dari pemerintah pusat menjadi sangat vital untuk mewujudkan mimpi ini secara penuh.
Perjalanan pembangunan Jalan Bomang memang penuh liku, terutama dari sisi anggaran. Sebagai catatan:
- Tahun 2022: Dianggarkan Rp45 miliar untuk konstruksi.
- Tahun 2023: Anggaran menyusut drastis menjadi hanya Rp3 miliar.
Fluktuasi anggaran ini menunjukkan tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan proyek. Langkah Pemkab Bogor untuk kembali menggeber pengerjaan di tahun 2025 ini menjadi sinyal positif bahwa komitmen untuk menuntaskan salah satu proyek strategis daerah ini masih sangat kuat. [Antara].