Malam Jumat: Antara Sunah Rasul, Ledakan Film Horor dan Mitos Urban di Mata Milenial

Di Indonesia, Malam Jumat (malam pada hari Kamis) bukan sekadar pergantian hari biasa. Ia adalah sebuah fenomena budaya yang memiliki lapisan makna yang dalam

Andi Ahmad S
Kamis, 24 Juli 2025 | 17:51 WIB
Malam Jumat: Antara Sunah Rasul, Ledakan Film Horor dan Mitos Urban di Mata Milenial
Ilustrasi Malam Jumat (Unsplash)

SuaraBogor.id - Coba ketik Malam Jumat di media sosial. Seketika, linimasa Anda akan terbelah menjadi dua dunia yang kontras. Di satu sisi, ada ajakan untuk memperbanyak ibadah dan membaca Surah Al-Kahfi.

Di sisi lain, ada rentetan meme horor, cuplikan film Suzanna, dan utas cerita seram yang siap membuat bulu kuduk berdiri.

Di Indonesia, Malam Jumat (malam pada hari Kamis) bukan sekadar pergantian hari biasa. Ia adalah sebuah fenomena budaya yang memiliki lapisan makna yang dalam, terentang dari kesucian ajaran agama hingga kengerian yang dikonstruksi oleh industri hiburan.

Bagi generasi milenial dan Gen Z, malam ini adalah perpaduan unik antara tradisi, mitos, dan hiburan.

Baca Juga:Bongkar Tuntas Mitos Malam Jumat: Dari Larangan Potong Kuku Hingga Keluar Rumah

Jauh sebelum menjadi panggung para hantu di layar kaca, Malam Jumat memiliki tempat yang istimewa dalam tradisi Islam.

Hari Jumat dianggap sebagai hari terbaik dalam sepekan (sayyidul ayyam atau pemimpin para hari). Oleh karena itu, malam yang mengawalinya dipandang sebagai waktu yang penuh berkah dan mustajab untuk berdoa.

Umat Muslim dianjurkan untuk mengisi malam ini dengan berbagai amalan, seperti:

  • Membaca Surah Al-Kahfi, yang diyakini akan melindungi dari fitnah Dajjal.
  • Memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad SAW.
  • Membaca Surah Yasin, terutama dalam tradisi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia.
  • Melakukan zikir dan memanjatkan doa, karena diyakini sebagai salah satu waktu terbaik dikabulkannya permohonan.
  • Inilah wajah asli Malam Jumat sebuah malam untuk refleksi spiritual dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Lantas, bagaimana citra suci ini bisa bergeser menjadi identik dengan hal-hal mistis dan menyeramkan?

Jawabannya ada pada industri film horor Indonesia yang meledak pada era 1980-an hingga 1990-an.

Baca Juga:Malam Jumat Tiba, Jangan Lewatkan! Ini 5 Amalan Utama untuk Meraih Berkah dan Keutamaannya

Sosok Ratu Horor Suzanna menjadi lokomotif utama yang menggerakkan transformasi ini. Film-film legendarisnya seperti Malam Jumat Kliwon dan Malam Satu Suro secara efektif menanamkan citra bahwa Malam Jumat adalah saat di mana arwah penasaran dan makhluk gaib bebas berkeliaran.

Stigma ini diperkuat oleh program-program televisi misteri di era 2000an seperti "Kismis" dan "Dunia Lain" yang semakin mengukuhkan Malam Jumat sebagai jadwal tayang utama untuk konten horor.

Di era digital, narasi horor ini terus berevolusi melalui kanal YouTube, podcast cerita seram, dan utas misteri di Twitter, yang semuanya menjadikan Malam Jumat sebagai prime time untuk merilis konten mereka.

Selain konstruksi media, Malam Jumat juga diselimuti oleh berbagai mitos dan pamali yang diwariskan secara turun-temurun dan masih dipercaya sebagian masyarakat hingga kini, di antaranya:

Larangan memotong kuku pada malam hari, karena serpihannya diyakini bisa menjadi santapan makhluk halus.

  • Arwah orang yang telah meninggal akan kembali ke rumah mereka.
  • Suara-suara aneh lebih sering terdengar dan penampakan lebih mudah terjadi.
  • Mitos-mitos ini terus hidup, bahkan menjadi bahan konten humor dan meme di kalangan anak muda, menunjukkan betapa kuatnya cerita-cerita ini tertanam dalam alam bawah sadar kolektif masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak