Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Selasa, 17 Juni 2025 | 15:26 WIB
Gubernur Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi saat dijumpai di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.

SuaraBogor.id - Krisis air saat ini tengah menghantui wilayah di Jakarta dan Banten, imbas degradasi lingkungan di Jawa Barat akan berdampak luas bila tidak segera ditangani.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membongkar akar permasalahan tersebut. KDM sapaan akrabnya itu menyoroti degradasi lingkungan di wilayahnya yang apabila tidak segera diperbaiki bakal berimbas bagi Banten dan Jakarta.

"Yang harus menjadi sorotan utama adalah terjadinya degradasi lingkungan yang cukup parah di Jawa Barat yang itu dalam jangka panjang, kalau tidak diperbaiki akan menimbulkan problem bagi Banten dan Jakarta,” kata Dedi Dedi Mulyadi dilansir dari Antara, Selasa 17 Juni 2025.

Dedi Mulyadi mengungkap bahwa kebutuhan air bersih di DKI Jakarta yang mencapai 70 persen itu berasal dari Jatiluhur Jawa Barat.

Baca Juga: Video Momen Dedi Mulyadi Turun dari Mobil: Naik Motor Patwal Tanpa Helm Berujung Kena Tilang

“Sumber air bersihnya itu kan berasal dari Gunung Wayang dan Gunung Windu di Kabupaten Bandung yang hari ini mengalami degradasi akibat perubahan perilaku masyarakatnya dari mereka menjadi petani perkebunan berubah menjadi petani sayur,” jelas pria yang disapa Kang Dedi atau KDM.

KDM menjelaskan hal itu disebabkan karena kebun teh mengalami degradasi perubahan harga teh yang menurun.

Oleh karena itu, para petani tersebut pun semakin pindah ke atas gunung. Sehingga apabila hal ini tidak diperbaiki dengan perubahan tata ruang dan reboisasi, hal ini akan menjadi ancaman bagi Jakarta di masa depan.

“Ancamannya bukan hanya krisis air bersih, krisis energi, karena kebutuhan antara tarum timur, tarum barat akan terdegradasi sehingga ketahanan pangan kita akan mengalami penurunan,” kata KDM.

Untuk itu, dia menilai kerja sama antarwilayah termasuk dengan Jakarta bukan hanya sekadar aspek formal semata, melainkan secara substansial, perkembangan ekonomi di tempat lain juga harus seimbang dengan perbaikan lingkungan yang terjadi karena pertumbuhan ekonomi tersebut.

Baca Juga: Tren Baru di Jabar! Bukan ke Dedi Mulyadi, Warga Kompak Lapor Pak Ono Surono

KDM juga menyoroti soal kasus Parung Panjang, di mana masyarakat di area tersebut kini terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan jalan di wilayah tersebut mengalami kerusakan.

“Kalau dibuat jalan bermutu itu memerlukan Rp1,2 triliun. Tapi kan tidak mungkin Jawa Barat Rp1,2 triliun untuk recovery satu kecamatan karena kita sangat luas kecamatannya lebih dari 600 kecamatan,” ucapnya.

Hal-hal itu, tambah dia, merupakan sesuatu yang perlu dibicarakan antar daerah sehingga pembangunan bisa dilakukan tidak hanya di perkotaan sementara pedesaan mengalami degradasi dan kemiskinan.

Sosok Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi lahir 11 April 1971 adalah seorang aktivis dan politikus berkebangsaan Indonesia, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat untuk periode 2025-2030.

Ia merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah pemilihan Jawa Barat VII dan duduk di Komisi VI dari 2019 hingga 2023.
Sebelumnya, Dedi menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode berturut-turut dari 2008 sampai 2018.

Load More