Andi Ahmad S
Kamis, 23 Oktober 2025 | 19:04 WIB
Pemandi Jenazah, korban Ibu Tiri Bunuh Anak di Bogor, Sugeng [Egi/SuaraBogor]
Baca 10 detik
  • Pemandi jenazah terkejut temukan luka janggal, sumpal tisu, dan benjolan besar pada bocah MAA.

  • Luka MAA bertentangan laporan keluarga yang menyebut korban meninggal akibat demam tinggi.

  • Ayah MAA berikan alibi luka sebagai benturan/jatuh, menambah kecurigaan pemandi jenazah.

SuaraBogor.id - Kasus kematian tragis bocah laki-laki Muhammad Arrasya (MAA) berusia 6 tahun di Bojonggede, Kabupaten Bogor, yang diduga dianiaya ibu tirinya, RN (30), menyisakan kesaksian pilu dari pemandi jenazahnya, Sugeng.

Ia mengaku tak kuasa menahan perasaan saat memandikan jasad MAA, yang seharusnya meninggal karena demam tinggi, namun ditemukan dengan kondisi yang sangat janggal.

Sugeng mengaku, awalnya keluarga melaporkan korban meninggal karena demam tinggi. Oleh karena itu, ia tidak memiliki kecurigaan awal saat akan memandikan MAA.

"Saya enggak tahu ibu yang ada di situ ibu sambung, di form yang saya terima itu status meninggalnya anak karena disebabkan panas tinggi, saya pegang data itu," kata Sugeng pada Kamis (23/10/2025).

Namun, saat membuka tubuh korban, Sugeng mengaku kaget melihat beberapa luka yang tidak biasa. Yang lebih mengejutkan, ia menemukan sumpal tisu di mulut korban.

"Saya buka tutup kainnya, saya dapatin sebuah sumpal di mulut berupa tisu, di mana itu fungsinya untuk mencegah darah lebih banyak karena ternyata ada luka robek di bagian bibir bawah," jelas Sugeng, menggambarkan detail yang mengerikan.

Proses memandikan korban dilakukan bersama ayah kandung MAA. Sugeng merasa janggal dan tak kuasa untuk menanyakan secara gamblang di balik luka-luka yang ada pada korban.

"Saya dapatin ada beberapa luka atau lebam di berbagai tubuh yang mengundang pertanyaan saya, mengundang keinginan pengetahuan saya untuk bertanya-tanya ini kenapa," ungkapnya.

Saat Sugeng menanyakan kepada ayah korban mengenai luka lebam tersebut, ayah korban memberikan alibi.

Baca Juga: Bukan Tolak Perubahan, Tapi Kematian: Jeritan Sopir Angkot di Balai Kota Bogor

"Bapaknya jawab karena kejedot pintu dan karena jatuh di kamar mandi," lanjut Sugeng.

Jawaban dari ayah korban semakin menambah kecurigaan Sugeng. Namun, karena terikat etika sebagai pemandi jenazah, ia tidak mengejar lebih lanjut pertanyaan tersebut.

"Jawaban itu saya sebut menjadi keanehan, karena tugas saya hanya memandikan jenazah sampai selesai, luka yang saya lihat saya abaikan, makanya pertanyaan itu tidak saya kejar lagi," jelas Sugeng.

Keanehan-keanehan terus membayangi benak Sugeng saat ia mulai melakukan pengafanan. Ia semakin terkejut ketika memegang kepala bagian belakang MAA.

"Ketika jenazah sudah selesai dimandikan dan dikafankan, saya lebih terkejut ketika memegang kepala bagian belakang, karena bagian kepala belakang banyak benjolan-benjolan yang besar membuat kepala enggak berbentuk dan setiap benjolan ada luka sobeknya itu mengundang hati saya, sangat prihatin dengan kondisi anak tersebut, saya mencoba bertahan untuk tidak menanya lebih lanjut," katanya.

Benjolan besar di kepala ini semakin meyakinkan Sugeng bahwa korban bukan meninggal karena sakit demam tinggi seperti yang dilaporkan.

Load More