SuaraBogor.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak, kepada seluruh tokoh lintas agama untuk membuat program cegah paham radikalisme.
Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar mengatakan, tujuan membuat program cegah paham radikalisme itu yakni untuk membangun daya imunitas dan kekebalan bangsa untuk menghadapi paham radikal terorisme.
“BNPT meyakini bahwa para tokoh semuanya yang hadir ini merupakan ‘guru’, pencerah bagi para umat di lingkungan agamanya masing-masing. Tentu menjadi kewajiban kita bersama menjaga imunitas bangsa dari berbagai pengaruh-pengaruh virus yang membahayakan umat,” ujar Boy Rafli Amar, dilansir dari Antara
Hal ini diungkapkan Boy Rafli Amar MH saat acara Dialog Kebangsaan bersama Gugus Tugas Pemuka Agama yang tergabung Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK), yang juga menghadirkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di lokasi rencana berdirinya Taman Miniatur 99 Masjid Dunia yang dikelola Yayasan Amanah Kita, di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat malam (9/4/2021).
Baca Juga:Sarat Makna, Syair Gurindam 12 Raja Ali Haji Mampu Tangkal Radikalisme
Boy Rafli, dalam acara tersebut, mengatakan bahwa pertemuan dengan para tokoh lintas agama ini dilaksanakan untuk bersama-sama melaksanakan program membangun daya imunitas dan kekebalan bangsa untuk menghadapi berbagai macam virus seperti virus radikalisme yang menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.
Maka, katanya, sangat penting melakukan silaturahmi dengan para tokoh lintas agama yang tergabung dalam LPOK ini.
Dia menyampaikan bahwa berkaitan dengan tugas BNPT, yang menjadi konsentrasi adalah virus yang disebarluaskan oleh pihak-pihak yang mengusung ideologi terorisme.
Ia menyebut ideologi terorisme ini karakteristiknya yaitu intoleran, anti kemanusiaan, memanipulasi teks-teks ajaran agama, termasuk juga mudah menyalahkan pihak-pihak lain yang tidak sejalan pemikirannya dengan dia dan kecenderungannya bahkan melakukan yang bersifat destruktif.
Anggota Wantimpres Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyampaikan tidak mungkin BNPT dapat bekerja sendiri dalam pencegahan paham radikalisme ini, sehingga perlu masukan para tokoh lintas agama untuk memikirkan generasi penerus bangsa menjadi pembangun-pembangun bangsa.
Baca Juga:YLBHI: Ada Propaganda Menggiring Habib Rizieq dan FPI Terlibat Terorisme
Menurut Habib Luthfi, menjadi PR bersama untuk mencegah pengaruh-pengaruh yang akan melenturkan nasionalisme yang ada di republik tercinta ini.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut para perwakilan dari seluruh ormas keagamaan itu, yakni Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Al Irsyad al Islamiyah, Ittihadiyah, Persatuan Tarbiyah islamiyah (Perti), Mathlaul Anwar (MA), Az Zikra, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syarikat Islam Indonesia, Al Washliyah, Persatuan Umat Islam, Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Nahdlatul Wathan serta dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Selain itu hadir juga perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin). [Antara]