Bima Arya: Kita Tidak Ingin Terjadi Klaster-Klaster PTM

Bahkan, Bima Arya juga turut mengundang Ketua OSIS SMP dan SMA se-Kota Bogor di Lapangan SMP Negeri 5 Bogor.

Andi Ahmad S
Jum'at, 01 Oktober 2021 | 10:59 WIB
Bima Arya: Kita Tidak Ingin Terjadi Klaster-Klaster PTM
Wali Kota Bogor Bima Arya. [Dok. Pemkot Bogor]

SuaraBogor.id - Wali Kota Bogor Bima Arya baru-baru ini telah mengumpulkan kepala sekolah yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat.

Bahkan, Bima Arya juga turut mengundang Ketua OSIS SMP dan SMA se-Kota Bogor di Lapangan SMP Negeri 5 Bogor.

Pertemuan yang dilakukan secara hybrid (online dan offline) ini membahas mengenai hal-hal terkait prosedur yang harus disiapkan sekolah, jelang pembelajaran tatap muka (PTM) secara bertahap di Kota Bogor.

Bima Arya mengatakan, PTM ini harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian.

Baca Juga:Minta PTM Terbatas dan Anak Masuk Mal Dikaji Ulang, PKS: Jangan sampai Panen Covid-19

“Kita tidak ingin terjadi klaster-klaster PTM. Sedari awal Satgas menyampaikan dua hal yang menjadi indikator utama PTM. Pertama, angka Covid yang sudang sangat landai, kedua adalah kesiapan protokol kesehatan dan sistem surveilans di sekolah,” ungkap Bima Arya.

Untuk indikator pertama, kata Bima, sudah terpenuhi. Di mana angka kasus harian Covid-19 sudah sangat landai.

“Jadi, tingkat BOR sudah sangat landai di bawah 5 persen. Kemudian penambahan kasus harian sudah di bawah 10 per hari, ketika masa PPKM sampai 700 kasus per hari. Jadi, aspek pertama sudah terpenuhi,” terang Bima.

Bima menambahkan, untuk aspek daftar periksa (checklist) terkait prosedur standar protokol kesehatan yang sudah disimulasikan itu betul-betul dipatuhi, ditaati dan dijalankan.

“Dari mulai siswa siswi datang sampai pulang semuanya sistem harus berjalan. Saya yakin poin ini sudah siap di sekolah-sekolah yang diujicobakan,” katanya.

Baca Juga:Diringkus Polisi, Begini Modus Pelaku Edarkan Uang Palsu di Depok

Namun, Bima Arya mengingatkan sekolah untuk memastikan sistem tracing dan surveilans.

“Guru, orangtua, siswa, semuanya memiliki kesadaran penuh untuk emergency plan, contingency plan, kondisi darurat. Kalau ada satu siswa saja bergejala, wajib untuk tidak ke sekolah. Begitu tidak ke sekolah, sistem harus berjalan,” terang Bima.

“Orangtua menginformasikan kepada sekolah, sekolah kemudian melakukan tracing, kontak erat dan dilakukan swab semuanya. Kalau satu orang saja tidak terinfo, tidak terdeteksi, jika dibiarkan bisa timbul dan meledak satu klaster. Kalau itu terjadi sekolah tersebut akan kembali ditutup dalam jangka waktu yang kita tidak bisa prediksi,” bebernya.

Satgas Covid-19 Kota Bogor juga akan melakukan patroli ke sekolah-sekolah untuk memastikan semua prosedur berjalan dengan baik.

“Nanti saya tugaskan Kadisdik, Pak Asisten, para direktur vaksin yang merupakan pimpinan OPD dibantu TNI/Polri juga akan fokus kepada sekolah. Dipilih jam yang rawan. Dipastikan untuk mengawasi kondisi prokesnya, sistemnya di setiap sekolah, kemudian nanti bubar sekolah sesuai dengan prokes,” jelas Bima.

Bima Arya juga meminta Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk melakukan swab antigen rutin minimal seminggu sekali.

Selain aspek protokol kesehatan, sekolah juga harus memastikan kondisi fisik bangunan sekolah.

“Saya sudah meminta Kadisdik untuk cek semua, terutama yang menjalani uji coba nanti mulai hari Senin (4 Oktober 2021). Jangan sampai ada hal-hal yang menimbulkan persoalan panjang. Di cek atap, dinding, kelayakan bangunan. Karena banyak bangunan yang ketika sudah lama tidak digunakan, pengawasan terbengkalai, ada efek secara fisik,” pungkasnya.

Sumber : Bogordaily.net

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak