SuaraBogor.id - Tempat makan di Bogor paling legendaris, khususnya di Jalan Suryakencana. Kuliner legendaris ini membuat yang beli jadi balik lagi.
Kota Bogor tak hanya dikenal sebagai kota hujan. Kota yang berada di kaki Gunung Salak ini juga terkenal dengan ragam kulinernya.
Nah, salah satu lokasi wisata kuliner di Bogor adalah Jalan Suryakencana. Di jalan sepanjang kurang lebih 800 meter ini terdapat beragam jenis kuliner yang sudah berusia puluhan tahun.
Di antaranya bahkan ada yang menjadi ikon Kota Bogor. Berikut lima kuliner legendaris di Jalan Suryakencana, Bogor.
Baca Juga:Selamat! Kota Bogor Nol Kasus Covid-19
Sebenarnya penjual soto kuning di Jalan Surya Kencana ada banyak. Namun yang paling terkenal adalah Soto Kuning Pak Yusup. Laman phinemo.com menulis, Soto Kuning Pak Yusup suda ada seja era 90-an, tepatnya pada 1998.
Soto ini terkenal dengan rasa kuahnya yang gurih dan isiannya yang melimpah, ditambah harganya yang miring. Karena itu, kita harus rela antri jika ingin mencicipi Soto Kuning Pak Yusup di Jalan Suryakencana, Bogor.
Beragam isian soto yang bisa kita pilih sesuai selera. Di antaranya daging, iso, empal, kikil hingga otak sapi yang telah dimasak dan diberi bumbu terlebih dahulu. Setelah itu pilihan isian dipotong kecil-kecil, lalu disiram kuah kuning yang kental dan gurih.
Kemudian disempurnakan dengan taburan bawang goreng dan irisan seledri di atasnya.
Baca Juga:Rocky Gerung dan Sentul City Berdamai, ProDEM: Kami Tetap Akan Berjuang Bersama Warga
Soal harga tak usah khawatir. Satu porsi Soto Kuning Pak Yusup dibanderol mulai dari Rp10 ribu. Harga tersebut akan bertambah, jika isian yang kita ambil semakin banyak.
Bakso Kikil Pak Jaka bisa ditemui di Jl. Suryakencana No. 287, Bogor, Jawa Barat. Bakso ini dijual secara sederhana, hanya menggunakan sebuah gerobak kecil beroda dua. Meski begitu usia kuliner ini suda hamper 30 tahun, sejak 1993.
Laman meramuda.com menulis, seperti namanya, kuliner ini adalah bakso halus yang disajikan potongan kikil. Kuahnya cenderung bening, namun sangat kaya rasa. Uniknya, kita bisa memilih sendiri kikil mana yang ingin kita nikmati.
Cita rasanya semakin lengkap bila dipadu dengan taburan bawang goreng, irisan seledri dan tak lupa saus sambal.
Masih dari laman yang sama, disebutkan bahwa pelanggan Bakso Kikil Pak Jaka bukan hanya masyarakat biasa. Sejumlah artis, pesohor hingga politisi pernah mencicipi kuliner yang satu ini.
Ini seakan membuktikan kelezatan Bakso Kikil Pak Jaka diakui oleh semua kalangan. Harganya pun bersahabat, hanya berkisar belasan ribu rupiah. Tidak bikin kantong jebol dan cocok dinikmati di tengah cuaca Kota Bogor yang dingin.
Cungkring adalah makanan khas Bogor dan hanya bisa ditemui di kota hujan ini. Cungkring sendiri adalah singkatan dari Cungur (mulut) dan Keringan (keripik tempe. Laman mpotimes.id menulis, salah satu kedai Cungkring yang sudah berusia puluhan tahun dan melegenda di Kota Bogor ada di Jalan Suryakencana.
Namanya adalah Cungkring Pak Jumat, yang sudah berjualan sejak 1975.
Bagi yang belum tahu, Cungkring adalah makanan yang berisikan berbagai bagian tubuh sapi, seperti cingur, urat, kikil hingga telinga sapi. Semua itu terlebih dahulu telah direbus dan diberi bumbu, sehingga aroma prengus tak lagi tercium.
Bagian tubuh sapi tersebut dipotong kecil-kecil, ditambah dengan potongan lontong dan keripik tempe, lalu disiram dengan saus kacang. Jika suka, pembeli bisa menambahkan kecap manis dan sambal sebagai pelengkap rasa.
Hasilnya, cita rasa manis, renyah asin dan kenyal menyatu sempurna dalam satu porsi Cungkring Pak Jumat. Soal harga masih ramah di kantong, yakni Rp18 ribu perporsi.
Warga Kota Bogor pasti sudah tidak asing dengan martabak legendari yang satu ini, karena Martabak Encek sudah berjualan sejak 1970-an. Laman jendelakita.id menulis, kedainya yang berada di Gang Aut, Suryakencana, Bogor tak pernah sepi pembeli.
Jika ingin membeli martabak ini, kita harus rela antri hingga satu jam, bahkan bisa lebih.
Martabak Encek adalah tipikal martabak manis dengan isian seperti keju, cokelat dan kacang. Yang membedakan martabak ini dengan martabak lainnya adalah cara memasaknya.
Martabak Encek tida dimasak menggunakan kompor gas, melainkan dengan bara api dari arang. Bisa jadi ini yang membuat Martabak Encek memiliki rasa yang khas, yang tida dimiliki penjual martabak manis lainnya.
Harga yang dibanderol oleh Martabak Encek berkisar antara 40 hingga 60 ribu rupiah per loyang. Harga ini setimpal, karena yang kita dapatkan adalah martabak manis dengan bahan premium ditambah isiannya yang melimpah.
Sate yang satu ini berbeda dengan sate pada umumnya. Jika sate lain menggunakan daging dan lemak, maka Sate Sumsum Pak Oo menggunakan bagian tubuh sapi yang antimainstrem, yakni sumsum dan ginjal sapi.
Menurut laman jajanenakdibogor.com, Sate Sumsum pak Oo sudah ada sejak tahun 1950an di Jalan Suryakencana, Bogor, dan dijual berkeliling. Namun kini Sate Sumsum Pak Oo menetap di sebuah ruko di Jalan Suryakencana no. 193 dan dipegang oleh generasi ketiganya.
Sesuai Namanya, Sate Sumsum Pak Oo, diambil dari sumsum tulang sapi. Teksturnya kenyal. Lembut namun padat. Tidak hancur ketika ditusuk dan dibakar di atas bara. Ini karena sumsum yang digunakan adalah sumsum dari tulang belakang sapi, bukan dari tulang kaki.
Dalam satu porsi sate, kita mendapatkan masing-masing lima tusuk sate sumsum dan sate ginjal. Semuanya dibalur dengan bumbu kacang dan kecap, lalu dibakar di atas bara. Ketika masuk ke mulut, citarasanya gurih dan nikmat. Rasa itu semakin lengkap dengan perasan jeruk nipis dan sambal, yang menghasilkan sensasi rasa segar.
Soal harga, kuliner ini tidak akan menguras kantong anda. Satu porsi Sate Sumsum Pak Oo dibanderol dengan harga Rp25 ribu.
Kontributor : Rio Rizalino