SuaraBogor.id - Kasus tewasnya mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo saat diklat Menwa menjadi perhatian serius. Bahkan, mereka memberikan ultimatum kepada pejabat kampus untuk segera bubarkan Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalion 906 Jagal Abilawa atau Menwa (Resimen Mahasiswa).
Para mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo menilai, bahwa keberadaan Menwa tidak memiliki urgensi di kampus yang menyemai iklim akademik.
Mereka juga meminta pihak kampus membuka mata agar bersikap tegas kepada Menwa. Hal itu didasari kematian Gilang Endi Saputra, seorang peserta diklat Menwa UNS Solo, akhir pekan lalu.
Ultimatum tersebut disampaikan dalam aksi solidaritas “100 Lilin untuk GE” di Boulevard UNS, Selasa (26/10/2021) malam.
Baca Juga:Pemerintah Resmi Hapus Cuti Bersama Nataru, Fakta Baru Tewasnya Mahasiswa UNS
Menyadur dari Solopos -jaringan Suara.com, Kamis (28/10/2021), selain menyampaikan pernyataan sikap, para mahasiswa berorasi dan membentangkan poster yang mendesak pembubaran Menwa.
“Ini bukan hanya soal Menwa, tapi soal militerisme. Adanya Menwa membuat budaya militerisme tetap tumbuh dalam kampus. Kampus tak lagi ilmiah,” ujar Faiz, seorang peserta aksi, dalam orasinya.
Peserta aksi lain, Pius, mengatakan kasus kematian Gilang Endi mestinya menjadi pelajaran bagi Rektorat untuk meninjau ulang keberadaan Menwa. Menurutnya, bukan tak mungkin ada kasus serupa di kemudian hari apabila kampus tak serius menangani masalah tersebut.
“Jika Menwa UNS Solo tak dibubarkan, akan ada Gilang-Gilang selanjutnya. Kita semua di sini adalah manusia yang menghargai nyawa orang lain,” tuturnya.
Solidaritas untuk Gilang Meluas
Baca Juga:Diksar Tewaskan Mahasiswa, Mako Menwa UNS 'Diserbu' Poster Pembubaran
Lebih jauh, Pius menyayangkan Rektor Jamal Wiwoho yang seakan menghilang saat kasus Gilang. Pernyataan kampus sejauh ini hanya melalui Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ahmad Yunus dan Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto.
“Bapak Jamal sebagai penjaga marwah kampus malah tidak hadir,” sesalnya.
Presiden BEM UNS Solo, Zakky Musthofa Zuhad, menyayangkan belum ada ucapan belasungkawa sama sekali dari Menwa untuk keluarga korban.
“Gilang masih semester III, datang ke kampus membawa harapan dari keluarga, membawa cita-cita. Tapi apa, nyawanya malah hilang dengan sejumlah kejanggalan,” ujarnya dalam orasi.
Zakky berjanji BEM UNS bakal terus mengawal kasus sampai keluarga korban mendapatkan keadilan. Sementara itu, gerakan solidaritas untuk Gilang terus meluas. Aliansi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berencana menggelar aksi di Hall Fakultas Hukum UMS, Kamis (28/10/2021) siang.
Selain menuntut pengusutan kasus Gilang, Aliansi bersolidaritas pada Nailah Khalishah. Nailah adalah mahasiswa FH UMS yang meninggal dunia seusai mengikuti diklat Menwa Batalion 916 UMS April 2021 lalu. Saat mengikuti longmarch, Nailah tak sadarkan diri hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.