SuaraBogor.id - Baru-baru ini dunia maya dihebohkan dengan adanya pernyataan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando. Dia menyebut banyak orang salah paham dengan ucapannya soal tidak ada perintah salat lima waktu dalam Alquran.
Tentunya hal ini menjadi oerhatian serius dari berbagai pihak, seperti dari MUI. Namun, Ade Armando menyebut banyak yang salahpahaman terkait hal tersebut, yang membuat beberapa tokoh menyindirnya dengan berbagai kata-kata yang disebutnya kasar.
“Banyak orang yang salah membaca kalimat saya, yang saya katakan perintah salat lima waktu atau lima kali, itu yang nggak ada dalam Alquran. Kalau perintah sholatnya jelas ada, diwajibkan sholat itu ada,” katanya menyadur dari Ayojakarta -jaringan Suara.com, Jumat (5/11/2021).
“Namun, kata lima kali, lima waktunya itu nggak ada di Alquran. Kalau kita mau setia konsisten pada Alquran yang disebut cuman tiga waktu loh, awal siang, akhir siang, dan akhir malam,” ujarnya menambahkan.
Baca Juga:Kemenag: Pernyataan Ade Armando soal Salat 5 Waktu Tidak Berdasar
Ade menekankan, ucapan ini sebenarnya didasari pada konteks terkait kritikannya kepada orang-orang yang menginginkan penerapan syariah secara penuh di Indonesia.
Dia mengkritik ide terkait penerapan hukum syariah atau hukum-hukum dari Alquran, hadits, dan ijma di Indonesia karena aturan-aturan itu dikatakannya ada untuk konteks abad ke-7.
“Jadi, saya mau bilang, Alquran itu memang muatannya tidak selalu harus serta-merta kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ini konteksnya kritik saya pada orang yang mengaku ingin tegakkan syariah, tegakkan syariah itu,” ujarnya.
“Nah, ketika saya menjelaskan perbedaan itu saya menyebut tentang misalnya saja yang namanya sholat itu dalam Alquran tidak pernah disebut harus dilakukan lima kali. Artinya, banyak sekali ayat-ayat yang harus ditafsirkan dengan cara yang berbeda, jadi itu konteksnya. Saya nggak pernah mengatakan bahwa kita nggak perlu sholat,” katanya.
Dia menyayangkan beberapa tokoh agama hingga politisi yang menyebutnya dengan sebutan ingkar dari Islam hingga tuduhan lain.
Baca Juga:Sebut Tak Ada Perintah Salat 5 Waktu di Alquran, PKS Minta Ade Armando Belajar Ngaji Lagi
“Kalau nggak setuju ya bilang saja, di mana letak salahnya dan tolong koreksi. Kayaknya pimpinan pemuka Islam ini masih perlu belajar diskusi,” ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan buka suara atas pernyataan Ade Armando perihal perintah sholat lima waktu yang tidak ada dalam Alquran.
Menurut Amirsyah, perintah sholat jelas ada di dalam Alquran surat Al Isra dan surat Hud. "Ade Armando ini tidak baca QS Al Isra dan QS Hud. Kombinasi kedua ayat ini menjelaskan sholat lima waktu tersebut," kata Amirsyah dalam pesan tertulisnya, Kamis (4/11).
Amirsyah menjelaskan, untuk memahami ajaran Islam itu harus berdasarkan Alquran, hadits, dan termasuk ijma ulama dengan menggunakan akal pikiran yang sehat. Ketika banyak penafsiran akhirnya memang harus disepakati para ulama.
"Tegas bahwa dasar hukum sholat itu memang merujuk kepada Alquran dan hadits Rasulullah SAW,” kata dia.
Berdasarkan itu, kata Amirsyah, perintah sholat itu disebutkan di dalam Alquran secara umum kemudian dijelaskan lebih perinci berdasarkan hadits Rasulullah SAW dengan syarat para ulama yang memiliki kompetensi memahami Alquran dan hadits itu. Lima waktu itu adalah perintah sholat yang dinyatakan di Alquran dan hadis dan para ulama telah sepakat memahami perintah lima waktu.
Amirsyah melanjutkan, mereka yang bisa menyampaikan pandangan terkait ajaran agama Islam itu adalah ulama kompeten. Sedangkan mereka yang tidak memiliki kompetensi diminta untuk menahan diri.
“Poin yang kedua sebaliknya, yang tidak punya kompeten yang tidak punya keilmuan yang tidak punya otoritatif soal perintah sholat lima waktu, prinsip Alquran dan hadits, ijma ulama, sebaiknya tidak berkomentar ya, karena bisa bias pemahaman," ujar Amirsyah.
Karena itu, Amirsyah menyarankan agar Ade Armando juga fokus di bidang keahliannya saja. "Jadi, kalau beliau itu kompetensinya komunikasi, berkomentarlah soal komunikasi supaya tidak bias. Komentar sesuai keahlian, bukan berkomentar untuk sensasional," kata dia.
Menurut Amirsyah, masih banyak hal lain yang menarik dalam bidang komunikasi dan bidang komunikasi pun masih banyak yang dikomentari. Contohnya, bidang komunikasi ilmu yang sangat luas dan pengaruhnya besar, yaitu komunikasi yang bermanfaat untuk kemaslahatan, bukan komunikasinya yang menimbulkan kegaduhan, bukan komunikasi yang menimbulkan adu domba.