SuaraBogor.id - Bupati Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Mohammad Wahyu Ferdian nampaknya mulai menerapkan gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Pasalnya, Kang Dedi Mulyadi sat ini lebih memilih keliling ke berbagai daerah di Jawa Barat dibanding berkantor di kantor Gubernur.
Hal tersebut dicontoh oleh Mohammad Wahyu Ferdian. Dia saat ini mulai berkantor di kecamatan, desa dan puskesmas guna memberikan pelayanan yang cepat pada masyarakat.
"Mulai hari ini, kami akan berkantor di kecamatan, desa dan puskesmas, berbagai kegiatan termasuk administrasi dan perkantoran akan dibawa sehingga tidak harus di pendopo," katanya, dilansir dari Antara, Selasa 3 Juni 2025.
Baca Juga:Peringatan HJB ke-543, Dedi Mulyadi Gaungkan Bogor sebagai Tanah Pusaka
Dia menjelaskan program berkantor di desa dan puskesmas, sebagai upaya memberikan pelayanan terbaik secara langsung di tengah masyarakat, termasuk mendekatkan pelayanan publik dari berbagai dinas tanpa harus datang ke kantor dinas.
Dia menilai dengan berkantor di desa dan puskesmas dapat memberikan pelayanan cepat terhadap masyarakat terutama yang letak geografis-nya jauh dari pusat kota, sehingga berbagai pembangunan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan masyarakat tanpa harus menunggu lama.
"Nanti kegiatannya termasuk audiensi dengan masyarakat sehingga percepatan pembangunan dapat dilakukan tanpa harus bolak-balik ke pusat kabupaten, karena langsung ditampung dan dilaksanakan bersama masyarakat," katanya.
Sedangkan terkait program 100 hari kerja Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian dan Wakil Bupati Cianjur Ramzi, tetap fokus terhadap percepatan pembangunan daerah dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
Melalui sejumlah program dan kegiatan yang telah berhasil direalisasikan, menjadi cerminan kerja nyata di masa kepemimpinannya yang berdampak langsung dirasakan masyarakat.
Baca Juga:Wali Kota Depok: Siap-siap Sekolah Lebih Pagi, Sabtu Libur Total
Seperti pelayanan publik yang inklusif dan dekat dengan warga, infrastruktur untuk akselerasi pembangunan, penguatan ekonomi dan kesejahteraan warga, pendidikan dan kesehatan yang merata, pemberdayaan dan perlindungan sosial, reformasi birokrasi dan kelembagaan, serta ketertiban umum dan budaya religius.
Pelayanan publik yang inklusif dan dekat dengan warga, ungkap dia, telah melaksanakan rembug warga dan tarawih keliling di 32 desa, guna menyerap aspirasi dan membangun komunikasi langsung dengan masyarakat serta menyalurkan program Rp25 juta per RT.
“Pelayanan administrasi kependudukan juga semakin mendekat kepada warga, sejalan dengan semangat ASN Peduli dan pelaksanaan Mudik Gratis yang memfasilitasi mobilitas masyarakat,“ katanya.
Bidang infrastruktur untuk akselerasi pembangunan, pihaknya fokus pada penanganan kerusakan jalan melalui program Gotong Royong Lobaan (Gorol), pemeliharaan jalan dan penerangan, serta pembangunan jalan.
Penguatan ekonomi dan kesejahteraan warga, pihaknya menggencarkan gerakan pangan murah guna menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat, meluncurkan program PDAM sambungan baru gratis yang telah memberikan akses air bersih kepada masyarakat.
“Termasuk program pertanian seperti pengembangan padi gogo, pembukaan lahan baru dari 17.000 menjadi 27.000 hektar, serta penyelenggaraan agrishow mendukung ketahanan pangan daerah,“ katanya.