Andi Ahmad S
Kamis, 23 Oktober 2025 | 21:36 WIB
Polisi melakukan ekshumasi jasad korban anak berinisial MAA (6) di Pemakaman Kalang Anyar, Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Kamis 23 Oktober 2025. [Egi/SuaraBogor]
Baca 10 detik
  • Perempuan inilah faktor kunci yang memicu Sugeng berani melaporkan kasus pembunuhan anak yang terjadi di daerah Bojonggede. 

  • Keberanian Sugeng untuk melaporkan kasus pembunuhan anak yang tragis di Bojonggede muncul berkat pengaruh dan dorongan kuat dari seorang perempuan. 

  • Pelaporan kasus pembunuhan anak di Bojonggede akhirnya dapat dilakukan Sugeng karena ada peran seorang perempuan yang memotivasinya. 

SuaraBogor.id - Pemandi jenazah korban pembunuhan MAA (6), Sugeng akhirnya membuka tabir gelap kasus pembunuhan anak oleh ibu tirinya RN (30) di Perumahan Griya Citayam Permai, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor pada Minggu 19 Oktober 2025 lalu.

Sugeng mulanya pasrah membiarkan korban dikebumikan dengan rasa curiga karena banyak luka pada tubuh korban saat dimandikan olehnya dan ayah korban.

Tubuh korban banyak lebam, mulut pecah dan berdarah hingga kepala banyak benjolan tak wajar saat Sugeng memandikan hingga mengkafani korban.

"Setelah dikafankan, lalu membawa jenzah kekuburan, sudah saya tawarkan juga untuk membawanya menggunakan ambulan, karena yayasan kami punya ambulan, dan gratis. Namun bapaknya menolak dan dibawa menggunakan motor," jelas dia, Kamis 23 Oktober 2025.

Dengan hati gundah gulana, Sugeng akhirnya turut mengikuti rangkaian hingga dikebumikan korban MAA. Sebab, ia mengetahui bahwa menceritakan korban merupakan sebuah dosa.

"Namun di tengah perjalanan ke tpu, ada kegundahan di hati saya. Karena kondisi jenazah tidak wajar, karena etika pemandi jenazah itu tidak boleh menceritakan apapun yang dilihat ketika memandikan. Untuk mengantar jenazah dua motor, hanya di hadiri pihak keluarga," jelas dia.

Usai ikut menguburkan, Sugeng akhirnya pamit ke pihak keluarga. Namun, setelah arah pulang, tiba-tiba seorang ibu menanyakan nasib anak malang itu.

Pemandi Jenazah, korban Ibu Tiri Bunuh Anak di Bogor, Sugeng [Egi/SuaraBogor]

"Setelah dikubur, saya pamit kepada keluarganya, ada seorang ibu-ibu menanyakan sudah dikubur atau belum, “ini sudah di kubur? Saya terlambat, ini ada dugaan kekrasan dari orang tuanya”," kata Sugeng memperagakan ucapan sosok ibu pembuka tabir gelap kepada Sugeng.

Sugeng akhirnya sadar bahwa kecurigaan meninggalnya MAA bukan karena demam tinggi, namun ada kekerasan di balik tewasnya anak berumur 6 tahun itu.

Baca Juga: Kesaksian Pilu Pemandi Jenazah MAA: Temukan Luka Lebam dan Sumpalan Tisu di Mulut Korban

"Omongan ini membuat saya engeuh dengan apa yang saya lihat, yakin dengan luka di badan anak tersenut karena faktor penganiayaan," jelas dia.

Sugeng bersama ibu pemberi kabar dan dibantu dengan tetangga pelaku, akhirnya melaporkan kasus itu ke pihak berwajib agar kasus itu diusut tuntas.

"Akhirnya kami sepakat untuk melakukan proses hukum kepada orang tua tersebut untuk memperoleh kebenara. Tapi ibu itu bilang bahwa sudah berusaha untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib, cuma ketunda sampai akhirnya meninggal," jelas dia.

Tak banyak pikir, Sugeng bersama warga kompak melaporkan kasus itu pada hari pemakaman MAA. Ia khawatir jika ditunda pelaku melarikan diri.

"Hari itu, karena hawatir yang bersangkutan pergi, jadi langsng diamankan kepada pihak yang berwajib," tutup dia.

Polres Metro Depok akhirnya menangkap pelaku dan melakukan pendalaman hingga melaksanakan ekshumasi jasad korban di pemakaman yang baru dikebumikan 3 hari lamanya.

Load More