SuaraBogor.id - Kasus penembakan yang menewaskan Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J oleh Bharada E di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan terus menjadi sorotan semua pihak.
Bahkan, seorang pengamat Politik Hukum, Saiful Anam kasus penembakan ini telah mencoreng instansi Polri.
Apalagi kata dia kasus itu berhubungan dengan perwira tinggi Polri, Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Banyak juga publik yang turut menyoroti kasus penembakan tersebut di media sosial, seperti di Twitter.
Akun Twitter @sayapsayappatah 18agustus sambil menandai akun pegiat media sosial Denny Siregar @dennysiregar menyoroti hal tersebut adalah ujian paling berat untuk Kapolri.
"Ujian paling berat untuk Kapolri," cuitnya, dikutip Suarabogor.id, Kamis (14/7/2022).
Diberitakan sebelumnya.
Menurut Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI) Saiful Anam, kasus penembakan ini telah mencoreng dan memalukan institusi Polri. Apalagi kasus itu berhubungan dengan perwira tinggi Polri, Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Sederet kejanggalan membuat publik makin liar bertanya-tanya duduk persoalan kasus tersebut.
Baca Juga:Diungkap Psikolog, 5 Fakta Kondisi Istri Kadiv Propam Ferdy Sambo Usai Insiden Baku Tembak
"Matinya CCTV dan belum ditemukannya handphone milik Brigadir J menjadi teka-teki dan membuat publik makin penasaran terkait kasus ini," ucapnya mengutip dari Wartaekonomi--jaringan Suara.com
"Apalagi dari pihak keluarga Brigadir J menemukan luka sayatan dan memar yang menurut pihak keluarga sangat janggal," tambah dosen Fakultas Hukum Universitas Sahid Jakarta itu.
Menurut Anam, publik saat ini berharap kasus itu bisa diusut tuntas dan seterang-terangnya. Termasuk isu perselingkuhan Brigadir J dengan istri Irjen Ferdy Sambo.
"Apabila CCTV rusak dan handphone (Brigadir J) tidak ditemukan, sangat patut diduga ada skenario besar di balik kasus ini. Tentu publik geram dengan adanya kasus yang menimbulkan spekulasi ini," ucapnya.
Sementara itu, menurut Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan peristiwa itu terjadi kurang lebih pukul 17.00 WIB. Menurut Ramadhan, peristiwa penembakan itu dilatarbelakangi aksi pelecehan yang dialami oleh istri Kadiv Propam Polri.
"Yang jelas gini, Brigadir J itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam," kata Ramadhan.
Kemudian, istri Kadiv Propam Polri berteriak dan langsung direspons oleh Bharada E. Dari situ lalu terjadi aksi baku tembak antara kedua polisi itu dan menyebabkan Brigadir J tewas di tempat.