SuaraBogor.id - Longsor yang terjadi di vila Jalan Cikopo Selatan, Kampung Waru Doyong, RT 04/01, Desa Kuta, Kecamatan Megamendung, nampaknya membuat Bupati Bogor Iwan Setiawan terheran-heran.
Menurut Iwan sapaan akrabnya, longsor di Bogor Megamendung tersebut terjadi pada saat kemarau dan tidak ada hujan selama sepekan terakhir, Minggu (25/12/2023).
“Saya juga bingung nih. Berdasarkan kajian Pusat Vulkanologi, daerah rawan pergeseran tanah (di Kabupaten Bogor) itu di wilayah barat dan timur, karena di sana banyak material cadas atau tanah lempung. Nah ini yang terjadi di selatan ini sampai jalan terangkat, seperti di Sukamakmur atau di Leuwiliang. Apakah ada gejala gempa atau ada patahan di bawahnya,” katanya, dikutip dari Bogordaily -jaringan Suara.com.
Terkait hal tersebut, Bupati akan mengkomunikasikan dengan tim ahli dari Pusat Vulkanologi.
Baca Juga:Longsor di Megamendung Bogor, Satu Bangunan Vila dan Jalan Kampung Warung Doyong Rusak
“Kami ingin mengetahui, supaya ada pencerahan, apakah daerah selatan juga sudah mulai rawan, karena jarang sekali terjadi patahan (tanah). Apalagi banyak tempat wisata, vila, padat penduduk,” sebutnya.
Meski bencana tersebut terjadi di area tanah pribadi akan tetapi Pemkab Bogor akan memberikan bantuan untuk normalisasi.
“Sebab kami kuatir, di atas tebing ada empat rumah. Kemudian saluran air tertutup longsoran kuatir meluap ke Jalan Cikopo Selatan,” ujarnya didampingi Camat Megamendung, Ridwan, Satpol PP, dan BPBD.
Selanjutnya, Bupati Bogor mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga bencana khususnya para wisatawan memasuki musim liburan Natal dan Tahun Baru.
“Jangan terlena, tetap waspada, terlebih bila rumahnya dekat tebing. Lebih baik preventif jangan sampai sudah terjadi baru menyesal,” imbaunya.