Asmawa Transformasi Puncak Bogor, dari Pedagang Liar ke Destinasi Budaya

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bogor akan melakukan penataan kawasan Puncak sebagai momentum pengembangan wisata berkelanjutan dengan mengedepankan identitas budaya lokal.

Andi Ahmad S
Sabtu, 14 September 2024 | 20:14 WIB
Asmawa Transformasi Puncak Bogor, dari Pedagang Liar ke Destinasi Budaya
Rest Area Gunung Mas di Kawasan Wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [ANTARA/M Fikri Setiawan]

SuaraBogor.id - Kebijakan tegas Penjabat Bupati Bogor Asmawa Tosepu, untuk melakukan pembongkaran bangunan liar di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat nampaknya patut diacungi jempol.

Pasalnya, dengan kebijakan tegas dari Asmawa Tosepu, saat ini kawasan wisata Puncak Bogor bebas dari bangunan liar dan PKL.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bogor akan melakukan penataan kawasan Puncak sebagai momentum pengembangan wisata berkelanjutan dengan mengedepankan identitas budaya lokal.

Dia berujar, dalam pengembangan wisata berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Bogor tidak hanya fokus pada pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana, melainkan juga memaksimalkan peran pelaku seni dan budaya di kawasan Puncak.

Baca Juga:KPK Temukan 'Harta Karun' Harun Masiku: Mobil Mewah Terparkir Bertahun-tahun

Ia menekankan pentingnya menjadikan kawasan wisata Puncak sebagai cerminan identitas lokal, baik dari aspek visual maupun kegiatan budaya di destinasi wisata unggulan.

"Penataan kawasan Puncak menyentuh semua aspek, mulai dari penataan lahan, pelibatan masyarakat lokal, hingga pengembangan wisata berkelanjutan. Kami juga fokus menata akses dan memaksimalkan potensi wisata," ungkap Asmawa Tosepu.

Sejak memimpin, Asmawa Tosepu telah merelokasi 525 pedagang liar dari sepanjang jalur menuju Rest Area Puncak, sebagai bagian dari upaya penertiban kawasan. Tahap pertama penertiban melibatkan pembongkaran 329 bangunan di sepanjang jalur Puncak, mulai dari Gantole hingga Rest Area Gunung Mas, termasuk bangunan di sekitar Simpang Taman Safari Indonesia.

Rest Area Gunung Mas, yang dibangun di atas lahan seluas 7 hektar milik PT Perkebunan Nusantara, kini mampu menampung 516 kios. Terdiri dari 100 kios untuk pedagang sayur dan buah, serta 416 kios untuk pedagang oleh-oleh dan makanan ringan, masing-masing kios memiliki luas 11 meter persegi.

Tahap selanjutnya, Pemkab Bogor akan mengintegrasikan unsur budaya ke dalam pengembangan wisata Puncak.

Baca Juga:Persaingan Ketat! 8.707 Pelamar Berebut 379 Formasi CPNS Bogor

Asmawa telah menginstruksikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor untuk memastikan budaya lokal menjadi bagian dari kawasan ini.

"Kami akan melibatkan para pelaku seni, ekonomi kreatif, dan kelompok masyarakat sadar wisata (Pokdarwis) untuk berkolaborasi dalam mempromosikan budaya lokal," ujar Asmawa.

Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor Yudi Santosa menjelaskan bahwa konsep penataan kawasan Puncak akan menggunakan pendekatan budaya. Dengan tema "Wonderful Puncak," sejumlah acara besar akan diadakan untuk mempromosikan seni dan budaya lokal.

"Wonderful Puncak adalah kolaborasi antara sektor pariwisata, seni, budaya, ekonomi kreatif, dan UMKM. Kami telah menyiapkan beberapa acara seperti Harmony of Bogor, Puncak Fashion Week & West Java Folklore, Santap Mantap, Festival Tari Bogor, Flashmob Pencak Silat, hingga Puncak Art Passion & Creative Market," jelas Yudi.

Puncak Fest 2024 akan menjadi penutup rangkaian acara di akhir tahun, sebagai wujud komitmen bersama dalam membangun kebanggaan terhadap Kabupaten Bogor.

"Kami ingin menonjolkan identitas Kabupaten Bogor, khususnya di Kawasan Puncak yang merupakan Kawasan Strategis Nasional. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan kebanggaan bersama," kata Yudi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini