SuaraBogor.id - Ketua KPU Kabupaten Bogor, M. Adi Kurnia mengaku belum bisa berkomentar terkait turunnya partisipasi pemilih pada Pilkada serentak di Kabupaten Bogor.
"Terkait partisipasi kami belum bisa berstatemen karena prosesnya kita rekapitulasi berjenjang dari tingkat TPS," kata Adi, Kamis 28 November 2024.
Meski begitu, Adi Kurnia merasakan adanya penurunan animo masyarakat saat pemantauan TPS yang ia lakukan pada hari pelaksanaan pungut hitung Pilkada 27 November 2024.
Ia mengaku, salah satu penurunan animo masyarakat adalah jauhnya jarak tempuh masyarakat dengan TPS yang sudah ditetapkan.
Baca Juga:Petugas TPS di Kota Bogor Meninggal Dunia Saat Bertugas
"Pertama, karena kondisi TPS. Karena aturan regulasi dari KPU RI, untuk satu TPS itu 400-600 pemilih, itu yang menyebabkan lokasi TPS itu kejauhan dengan warga," jelas dia.
Kemudian, dinamika politik dengan dua pasangan calon juga menjadi penyebab menurunnya animo masyarakat untuk memilih Calon kepala daerah mereka, khsusunya di Kabupaten Bogor.
"Bisa dibedakan 2018 sama 2024 ini, 2018 partisipasi masyarakat di Kabupaten Bogor di angka 71 persen, dengan kondisi lima calon," jelas dia.
Bedanya, kata Adi, pada Pilkada 2018 lalu, pasangan calon rajin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang tersentuh dan membuat partisipasi naik.
"Sekarang sedikit berbeda, banyak masyarakat yang tidak tersentuh oleh Paslon maupun tim Paslon, begitu pun dengan Parpol yang mengusung, kalau dilihat gak se-masif 2018," jelas dia.
Baca Juga:Hasil Quick Count Unggul, Dedie-Jenal Langsung Sujud Syukur di Hadapan Relawan
Diketahui, Peneliti LSI Denny JA, Anggit Gustriadi menjelaskan bahwa partisipasi pemilih di Kabupaten Bogor mengalami degradasi yang signifikan dari Pilkada sebelumnya.
"Jadi hadirnya pemilih di TPS di wilayah Kabupaten Bogor dari 1.908 tps pemilih hanya hadir di 54,54 persen, artinya tingkat partisipasi publik untuk memberikan hak suaranya terhadap calon Kepala Daerah di Kabupaten Bogor itu rendah terhitung sangat rendah," kata dia.
Padahal, M. Adi Kurnia berulang kali dengan percaya diri akan meningkatkan partisipasi masyarakat 10 persen lebih tinggi dari Pilkada 2018 yang hanya 75%. Artinya, Adi menargetkan 85% partisipasi masyarakat pada Pilkada 2024.
Namun, target yang selalu digemborkan itu masih jauh dari harapan, bahkan bukan 10 persen lebih tinggi, tapi hampir 10 persen lebih rendah dari Pilkada sebelumnya.
Kontributor : Egi Abdul Mugni