Tragedi Buanajaya dan Ancaman di Jembatan Cimapag: 4 Fakta Krusial Ini Mendesak untuk Diketahui

Berikut adalah 4 fakta penting yang menyoroti urgensi masalah infrastruktur dan tragedi di Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat:

Andi Ahmad S
Kamis, 06 November 2025 | 21:39 WIB
Tragedi Buanajaya dan Ancaman di Jembatan Cimapag: 4 Fakta Krusial Ini Mendesak untuk Diketahui
Warga di tiga Rukun Tetangga (RT) di Desa Buana Jaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menghadapi kendala serius dalam akses mobilitas harian. [Ist]
Baca 10 detik
  • Dua remaja tewas tersambar petir saat berteduh di sawah Buanajaya, Bogor, menunjukkan kerentanan lokasi terbuka terhadap cuaca ekstrem.

  • Tiga RT di Buanajaya terisolasi puluhan tahun karena ketiadaan jembatan melintasi Sungai Cimapag, menghambat akses vital dan ekonomi.

  • Pemerintah Desa Buanajaya prioritaskan pembangunan Jembatan Rawayan Cimapag 40 meter yang diharapkan terealisasi tahun 2026 dengan dukungan TNI.

SuaraBogor.id - Banyak fakta menarik dari peristiwa dua warga yang tewas tersambar petir di di Desa Buana Jaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Berikut adalah 4 fakta penting yang menyoroti urgensi masalah infrastruktur dan tragedi di Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat:

1. Tragedi Sambaran Petir Menewaskan Dua Remaja

Dua remaja pria berinisial P (18) dan R (17) tewas seketika setelah tersambar petir pada Selasa, 4 November 2025, pukul 16.00 WIB.

Baca Juga:Jasinga Siap Jadi Pusat Ekonomi Baru! KRL Direncanakan Merambah 2 Rute Sekaligus

Korban tersambar saat sedang berteduh di saung tengah sawah dari hujan deras dalam perjalanan memancing ke Kali Cimapag, menunjukkan kerentanan lokasi terbuka terhadap bencana hidrometeorologi.

2. 3 RT Terisolasi Akibat Ketiadaan Jembatan Cimapag

Tiga Rukun Tetangga (RT) di Desa Buanajaya terancam terisolasi karena akses vital ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan lahan pertanian terputus oleh Sungai Cimapag.

Warga terpaksa menyeberangi sungai atau menempuh jalur memutar yang membutuhkan waktu hingga satu jam, padahal dengan jembatan jaraknya hanya sekitar 400 meter.

3. Akses Sudah Terputus Puluhan Tahun

Baca Juga:411 Lubang Tambang Ilegal Ditemukan di Gunung Halimun Salak, Operasi Penindakan Makan Korban

Kondisi akses yang sulit ini telah berlangsung selama puluhan tahun. Dulu sungai berukuran kecil, tetapi kini telah membesar, membuat penyeberangan semakin berbahaya, terutama saat air curah tinggi di mana akses benar-benar tidak dapat dilalui.

Ketiadaan jembatan ini menghambat aktivitas ekonomi pertanian dan menyulitkan prosesi pemakaman.

4. Harapan Jembatan Rawayan Terealisasi 2026

Pemerintah Desa Buanajaya menjadikan pembangunan Jembatan Cimapag sebagai prioritas mendesak. Jembatan yang direncanakan berjenis rawayan (gantung) dengan bentangan sekitar 40 meter.

Kepala Desa Sudarjat optimis jembatan akan terealisasi pada tahun 2026, setelah mendapatkan respons dan dukungan positif dari unsur TNI, termasuk Dandim, Babinsa, dan Danramil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak