Motif Penganiayaan Santri Pondok Pesantren Modern Sahid Bogor, Diduga Salah Sangka Obat

Saat ditanya pada pengasuh asrama, Raffi Krishna mengalami bulliying oleh kakak kelasnya. Diketahui Raffi yang merupakan siswa kelas 10 diduga dibully kakak kelasnya

Andi Ahmad S
Rabu, 15 Mei 2024 | 18:37 WIB
Motif Penganiayaan Santri Pondok Pesantren Modern Sahid Bogor, Diduga Salah Sangka Obat
Ilustrasi Bullying (Pexels/RODNAE Productions)

SuaraBogor.id - Aksi dugaan Bullying terjadi di Pondok Pesantren Modern Sahid Bogor, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada seorang santri berusia 16 tahun pada 7 Mei 2024 pekan lalu.

Orang tua korban, Diah Rachmawati Wulandari, memaparkan, kejadian itu diketahui olehnya saat pihak Pondok pesantren Modern Sahid mengabarkan bahwa anaknya bernama Raffi Krishna dibawa ke klinik terdekat.

"Pagi-pagi sekitar jam 6 sama Murobinya (pengasuh di pondok), dikatakan anak saya pingsan sedang diinfus di klinik terdekat," kata dia, Selasa (14/5/2024).

Saat ditanya pada pengasuh asrama, Raffi Krishna mengalami bulliying oleh kakak kelasnya. Diketahui Raffi yang merupakan siswa kelas 10 diduga dibully kakak kelasnya yang duduk di kelas 11.

Baca Juga:Keponakan Tega Rampok dan Aniaya Tante di Bogor, Uang Rp 1,8 Juta dan ATM Dibawa Kabur

"Saya tanya, kenapa harus diinfus dan pingsan, karena dipukul dan sebagainya," papar dia.

Pihak keluarga kemudian membawa Raffi pulang untuk dilakukan perawatan di rumah. Usai pulang, Raffi menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya.

Berdasarkan keterangan Raffi, sebelum dirinya dianiaya, kakak kelas dia memanggil dirinya untuk ke asrama. Saat ini, sudah ada 6 orang yang menunggu Raffi.

"Nah dia bilang sampai sana, udah ada senior-seniornya 6 orang. Nah anak saya bareng temennya," papar dia.

Raffi bersama lima temannya kemudian dianiaya oleh seniornya di asrama tersebut. Mereka mengalami kekerasan fisik oleh kakak kelasnya itu.

Baca Juga:Stunting di Kabupaten Bogor Naik 2,7 Persen, Pj Bupati Minta Data Jangan Ditutupi

"Katanya yang pertama, dipukul, kepalanya dijedotin di tembok dan loker, kemudian, perutnya ditendang pake dengkul, dijadikan samsak, dicekik," papar dia.

Sebelum melakukan aksi kekerasan, para pelaku menanyakan kepada enam adik kelasnya itu soal penggunaan obat-obatan.

"Yang pertama dia ditanya kenapa, "lu ngobat yah", katanya," jelasnya.

Padahal, kata Diah, Raffi itu memang sedang mengalami sakit badan selama tiga hari.

"Itu dia bilang ke saya, ya jadi dikasih obat, maxtril, CTM dan Antimo. Temennya juga demam, dan gatel-gatel juga,minum CTM," papar dia.

Sehingga, kakak kelasnya menyangka para korban itu mabuk obat-obatan di pondok pesantren Modern Sahid Bogor.

"Itu kan obatnya bikin ngantuk banget ya, mangkannya dia tidur terus, disangka mabok, padahal saya tau dia abis minum obat,"jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini