"Hari ini, sesuai arahan Pak Bupati, kami akan melakukan asesmen atas dampak hujan yang terus-menerus terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. BPBD sudah bergerak melakukan penanganan," katanya.
Ia juga mengungkap bahwa penyebab utama banjir di beberapa titik adalah buruknya sistem drainase yang tersumbat oleh sampah dan bangunan liar.
"Gorong-gorongnya tertutup oleh sampah, drainase belum tertata rapi. Kalau air meluap, pasti langsung ke jalan. Kami sudah melakukan langkah darurat bersama masyarakat dan PUPR," jelasnya.
Namun, cobaan belum berakhir.
Baca Juga:Pemkab Bogor Umumkan Status Tanggap Darurat Bencana, Berlaku 14 Hari
Pada 2 Maret 2025, di hari kedua bulan puasa, banjir bandang menerjang wilayah selatan Kabupaten Bogor, tepatnya di Kampung Pensiun, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua.
Kejadian ini menjadi perhatian nasional karena Puncak Cisarua selalu menjadi sorotan saat terjadi bencana. Bahkan, banyak pihak menyebut banjir bandang kali ini sebagai yang terbesar sejak tahun 2019.
Bagi Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi, ini menjadi ujian besar di awal kepemimpinan mereka.
Di tengah euforia kemenangan dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan baru, Rudy Susmanto dan Ade Ruhandi justru dihadapkan pada ujian berat. Mulai dari kontroversi kepala desa hingga bencana alam, semua menjadi tantangan besar yang menguji kepemimpinan mereka.
Bagaimana mereka akan menghadapi tantangan ke depan? Masyarakat menunggu aksi nyata, bukan sekadar janji dan pernyataan maaf.
Baca Juga:Puncak Bogor Dikepung Banjir dan Longsor, Dedi Mulyadi Bakal Evaluasi Besar-besaran Tempat Wisata
Kontributor : Egi Abdul Mugni