SuaraBogor.id - Tidur merupakan salah satu bentuk istirahat yang penting dalam kehidupan manusia. Namun dalam Islam, tidur bukan hanya soal melepas lelah, tapi juga bagian dari ibadah.
Rasulullah SAW memberikan tuntunan agar setiap muslim mempersiapkan tidurnya dengan adab dan doa yang penuh makna.
Doa sebelum tidur bukan hanya sebatas rutinitas, tetapi wujud tawakal dan perlindungan diri kepada Allah SWT, mengingat tidur adalah proses “sementara melepaskan kesadaran” dan tidak ada jaminan seseorang akan bangun kembali.
Doa Sebelum Tidur yang Diajarkan Rasulullah SAW Dilansir dari berbagai Sumber;
Baca Juga:Kenapa Surat Yasin Sering Dibaca Sebagian Umat Islam Pada Malam Jumat?
Rasulullah SAW mengajarkan doa yang dibaca sebelum tidur, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sahih:
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ
Latin: Bismikallahumma ahyaa wa bismika amuut
Artinya: Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup, dan dengan nama-Mu aku mati.
Doa ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman RA. Maknanya mendalam, mengingatkan bahwa kehidupan dan kematian berada sepenuhnya dalam kuasa Allah SWT.
Baca Juga:Turun Hujan? Jangan Lupa Panjatkan Doa Ini, Waktu Mustajab untuk Memohon kepada Allah
Sunnah Rasulullah SAW Sebelum Tidur
Selain membaca doa, berikut beberapa amalan sunnah yang dianjurkan sebelum tidur:
Berwudu terlebih dahulu, seperti halnya ketika hendak salat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Membaca tiga surat terakhir dalam Al-Qur’an: Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas, lalu meniupkannya ke kedua telapak tangan dan mengusapkan ke seluruh tubuh. (HR. Bukhari)
Berbaring ke sisi kanan, sebagaimana kebiasaan Nabi SAW. (HR. Bukhari)
Bertaubat dan berdzikir, mengingat dosa-dosa dan memohon ampun sebelum tidur.
“Nabi Muhammad SAW menjadikan tidur sebagai ibadah, karena diawali dengan doa, dzikir, dan niat yang baik. Ini kebiasaan yang perlu kita hidupkan kembali,” ujar Ustaz Hasan, dilansir Senin 16 Juni 2025.
Tidur Jadi Ibadah, Bukan Sekadar Rehat
Menurut Ustaz Hasan, rutinitas sederhana sebelum tidur bisa menjadi sumber pahala jika diniatkan untuk menjaga tubuh agar kuat beribadah esok hari. Ia juga mengingatkan agar umat Islam tidak tidur dalam keadaan marah, bermaksiat, atau menyimpan dendam.
“Bayangkan jika tidur adalah akhir dari hidup kita. Maka, tutuplah hari dengan husnuzan, dzikir, dan doa,” ucapnya.
Tidur Menurut Islam
Tidur menurut Islam merupakan salah satu fitrah pada makhluk ciptaan Allah. Pada manusia, tidur dijadikan oleh Allah sebagai waktu beristirahat dari segala usaha yang dilakukan dalam kehidupan.
Kondisi jiwa ketika tidur dibuat oleh Allah menjadi tanpa kesadaran seperti mengalami kematian. Adab ketika hendak tidur dan ketika bangun tidur telah diatur dan dicontohkan oleh Muhammad sebagai nabi dalam Islam.
Tidur menjadi syarat tertentu bagi pelaksanaan salat di malam hari dan pembataln wudu pada kondisi tertentu. Dalam syariat Islam, seseorang yang tertidur juga tidak diberlakukan hukum pidana. Tidur menurut Islam menjadi salah satu tanda kekuasaan Allah.
Tidur merupakan salah satu fitrah yang dimiliki oleh manusia menurut agama Islam. Allah menjadikan tidur sebagai salah satu penopang kehidupan bagi segala makhluk yang diciptakan oleh-Nya.
Sifat penopangan kehidupan yang dialami makhluk ketika tidur bersifat tidak sadar. Tidur menjadi salah satu pemenuhan hak tubuh atas istirahat dan libur kerja dalam syariat Islam. Hak ini dinyatakan dalam beberapa ayat Al-Qur'an.
Dalam Surah An-Naba' ayat 9-11 dinyatakan mengenai tujuan tidur untuk istirahat. Tujuan ini disertai pernyataan bahwa malam merupakan pakaian dan siang sebagai waktu untuk mencari penghidupan.
Kecukupan kebutuhan atas tidur membuat tubuh memiliki fisik yang mampu melaksanakan sunnah yang dicontohkan oleh Muhammad sebagai nabi dalam Islam.
Penafian terhadap tidur berlaku kepada Allah. Setiap Muslim wajib menafikan bahwa tidur bukanlah salah satu sifat yang dimiliki Allah karena tidur merupakan salah satu sifat yang menunjukkan adanya kekurangan pada Allah.